Ksatria Cahaya mendekat dan memintaku untuk duduk bersila dengan tenang. Sepertinya ia tahu, bahwa kekacauan yang telah kutimbulkan belakangan ini.. membuatnya tergerak untuk memberiku beberapa pencerahan guna memulihkan ketenanganku. Ia…
Bahasa Kesunyian
-
-
Aku baru menyadari sepenuhnya.. benar-benar sepenuhnya tentang satu hal. Pemikiran dan imajinasi yang tertancap di bagian tengah otakku ini, hanya bisa bekerja secara benar ketika pikiranku tersambungkan dengan jejaring alam…
-
Kecerdasan seperti apakah yang mampu berkelit dari libasan waktu? Kekuatan macam apakah yang mampu mematahkan libasan waktu? Kebijaksanaan manakah yang sanggup menghentikan libasan waktu? Waktu..tak pernah mau memberi kesempatan cukup…
-
Grid. Sebuah perbatasan digital. Aku mencoba menggambarkan arus bit informasi yang bergerak pada layar komputer. Seperti apakah mereka? Kapal..sepeda motor. Dengan sirkuit seperti jalan raya yang bebas hambatan. Aku terus…
-
Tak pernah tahu kenapa hidup itu perlu. Beberapa pertanyaan tentang kemana mata harus diarahkan, dan untuk apa pikiran musti dipekerjakan. Jika semua yang tercerap oleh indera dan nalar, adalah ceceran…
-
Film ini terkesan sangat berat. Bagi sebagian orang film ini membuat pusing, menguras pikiran, dan sebagian malahan ada yang ketiduran. Dalam penilaian saya, film ini dua level lebih baik dibanding…
-
Malam ini terasa sedikit beda. Aku seperti sedang dikelilingi kesunyian yang menenangkan, tapi serasa juga ada lubang besar semacam kecemasan yang mengikis lorong waktu. Biasanya dalam situasi seperti ini, sisi…
-
Hasratku untuk menelusuri perjalanan si penyair membawaku pada suatu malam yang terlalu kelam untuk dilukiskan. Aku coba meraba, dimanakah suara si penyair yang pada tiap tengah malam mengumandangkan sumpah-sumpah kesunyian.…
-
Suatu ketika, Paulo Coelho memperkenalkanku dengan seseorang yang ia sebut sebagai ksatria cahaya. “Apakah ksatria cahaya itu?” tanyaku. ”Ksatria cahaya adalah seseorang yang memiliki tekad kuat dalam memenuhi takdir hidupnya,…
-
Suatu malam, Kahlil Gibran bertamu ke rumah khayalanku. Ia beralis tebal, matanya sedikit cekung, memakai topi dan baju khas seorang Libanon yang baru saja melewati hutan Cedar. Sempat aku terheran,…
- 1
- 2