Elmoudy
  • Home
  • Film
  • Passion 4 Life
  • Fiksi
    • Pertanda Aku

      Simulacrum : Darkshines

      Simulacrum : Shrinking Universe

      Semilir Angin

      Bidadari Kesunyian

  • Mengurai Tanda
    • Mudik di atas Sajadah Panjang

      Gelandangan di Negeri Sendiri

      Rakaat Panjang bersama Cak Nun

      Meresapi Kearifan Lokal di Pati

      Wayang Potehi: membaca putaran waktu

  • Sadar Lingkungan
    • Pegunungan Kendeng from Space

      Tepi perbatasan, atau tepi pesimisme

      Spekulasi Kecil

      Freaky Freaky

      Mbah Priuk

Elmoudy

  • Home
  • Film
  • Passion 4 Life
  • Fiksi
    • Pertanda Aku

      Simulacrum : Darkshines

      Simulacrum : Shrinking Universe

      Semilir Angin

      Bidadari Kesunyian

  • Mengurai Tanda
    • Mudik di atas Sajadah Panjang

      Gelandangan di Negeri Sendiri

      Rakaat Panjang bersama Cak Nun

      Meresapi Kearifan Lokal di Pati

      Wayang Potehi: membaca putaran waktu

  • Sadar Lingkungan
    • Pegunungan Kendeng from Space

      Tepi perbatasan, atau tepi pesimisme

      Spekulasi Kecil

      Freaky Freaky

      Mbah Priuk

Simulacrum : Darkshines

by elmou 19.05.2025
19.05.2025

Pada suatu waktu yang tidak ditentukan, tampaklah sebutir debu yang melayang-layang terlepas dari tubuh induknya. Sebutir debu itu melayang-layang seperti diterbangkan angin misterius yang teramat lembut..menyelimuti dan mendekapnya hangat.. terus saja melayang meninggi dan teruss… menjauh dari asalnya. Pada putaran waktu yang masih belum ditentukan, tiba-tiba ia sadari bahwa keberadaannya telah terlalu jauh..sangat jauh.. dan sampailah ia di suatu ruang waktu yang terasa asing. Ia tengak tengok ke sekelilingnya.. dan bertanya keheranan dimanakah ini…bagaimana ia bisa sampai di tempat ini.

Ia tersesat..sendirian..tak ada teman atau benda apapun yang menyerupai dirinya.. ia kebingungan mencari wujud apapun yang bisa ia kenali..mencari-cari celah cahaya yang bisa membukakan matanya. Tapi semuanya kosong dan gelap gulita tanpa ada petunjuk satu pun yang bisa ia kenali. Kemana sekawanan debu-debu lain yang biasa memperolok-olok dia? Kemanakah rerumputan yang biasa ia pakai merebahkan tubuhnya? Kemana segerombolan semut yang biasa menyiksanya? Kemanakah cacing yang biasa mengajaknya jalan-jalan? Dimana mereka?

Ia mulai panik dan berteriak sekencangnya, memanggil nama-nama yang sanggup ia ingat. Tapi suara atau jeritan yang ia tumpahkan… sepertinya tak ada satupun bunyi yang keluar. Ia coba sekali lagi dengan mendendangkan lagu-lagu kesukaannya…tapi ternyata semuanya seperti terhenti dan tercekat di kerongkongannya. Ia seperti berada di ruang hampa yang senyap, tak berujung dan tak berbatas.  Ia makin panik dan berpikir..apakah ia baru saja mati. Ia coba mencari dan meraba kulit tubuhnya..dan anehnya..tak ada satupun yang tersentuh..tak ada apapun.. bahkan ia tak bisa mengingat bagaimana cara melakukan persentuhan. Yaa mungkin karena ia hanyalah sebutir debu, yang ditakdirkan tak punya kuasa apapun kecuali bergumam ala kadarnya.

Ia terpaku diam..hanya bisa diam seribu bahasa…dan masih  dengan penuh rasa heran memandangi kekosongan yang gelap gulita. Hingga pada putaran detik yang cukup lama dan sulit dihitung detakannya…ia tertidur pulas sekali dan bermimpi. Dalam mimpinya… ia seperti baru saja terbangun dari tidurnya yang teramat panjang, dan ia mulai melihat ada secelah cahaya kecil yang tipis… seperti sinar laser redup yang menerobos batinnya yang tembus pandang. Cahaya itu ia telusuri kedalamannya… semakin dalam dan menjauh…hingga mengarah pada suatu ruang waktu yang memang teramat jauh…mungkin berjarak satu juta tahun cahaya..mungkin. Akhirnya sampailah ujung cahaya itu.. pada tempat dimana ada kumpulan gugusan bola-bola kecil yang berputar pelan mengitari bola panas berpendaran sinar kuat.

Ia dibisiki oleh cahaya yang makin menipis itu.. tentang wawasan baru yang membuka cakrawala pengetahuannya. Bahwa bola panas itu dinamakan matahari, dan kumpulan bola-bola yang mengitarinya itu adalah planetnya. Diantara bola-bola kecil di sana terlihat satu bola mungil yang berwarna biru safir, sebagian kecil makhluk di jagad raya ini menyebutnya dengan bumi. Ia tersentak dengan apa yang ia dengar.. ia seperti pernah mendengar nama itu..tapi entah kapan dimana. Ia seperti hilang ingatan dan mencoba mencari bagian serpihan-perpihan memorinya yang telah lama tak terpakai. Tapi tak jua ia mampu menemukan serpihan itu dan blank…… tak ada satupun memori yang tersisa. Ia lupa sama sekali. Ia coba berspekulasi,  bahwa ia mungkin saja telah terlepas jauh sekali dari kampung halamannya. Bisa jadi.. ia tersesat dan terdampar di tepian tata surya. Ataukah jangan-jangan.. ia telah terbuang dari selaput langit pertama?

Ia pun masih bermimpi… dan ingin meneruskan mimpinya… tak tahu kapan ia akan menghentikan mimpinya. Ia masih ingin berselancar dalam dunianya yang sunyi itu.  Mencoba mengumpulkan daya kreasinya yang mampu ia himpun.. berusaha menandai setiap partikel-partikel kegelapan yang melewati selubung batinnya.. menangkap dan menyimpannya dalam tubuh sukmanya. Lambat laun ia mulai memahami makna eksistensi, menyelami hakekat kesenyapan diri yang tak lain adalah sisi lain dari keramaian kosmik.. ia sepenuhnya mengerti bahwa di balik penampakan materi jagad raya..terselip plasma antimateri yang tersusun dari partikel-partikel kegelapan yang menyelimuti gugusan tata surya… gugusan galaksi atau materi angkasa lainnya.. yang melayang pada ruang bola langit. Ia masih ingin… dan berharap suatu waktu..menjadi bagian dari antimateri yang tak kan pernah bisa dideteksi oleh makhluk kasat mata.

Pada suatu waktu dan ruang yang tak begitu jauh.. sebutir debu itu…tak pernah menyadari bahwa jerih payahnya itu akan sia-sia…mimpi itu terlalu jauh..absurd.. dan suatu saat mungkin ia akan terbangun dengan sendirinya..lalu akan terbengong linglung.. kalau sejatinya ia sedang tertidur pulas di atas sehelai daun yang tertiup angin sepoi-sepoi.


inspired from : darkshines.muse.

0
FacebookTwitterWhatsapp

39 comments

julie 17.09.2010 - 3:51 pm

selalu keren si moudy
sebutir debu itu adalah aku :D

Reply
yogi 17.09.2010 - 4:09 pm

Debu yang berterbangan…salam kenal

Reply
zee 17.09.2010 - 4:21 pm

Mod.
Gw ga bisa buka dari bb. Susah bener jaringannya.

Tulisan lu dalam ya Mod.
Agak takut membayangkan diri gue seperti sebutir debu yang tersesat itu, karena pada dasarnya sebenarnya bumi ini pun hanya setitik debu saja di angkasa ini. Apalagi manusia ya…. :(

Minal Aidin Walfaidzin ya Mod. Dah maaf2an blum lu ama …..dia? :D

Reply
Kakaakin 17.09.2010 - 8:59 pm

Syukurlah aku bukan sebutir debu itu… karena aku nggak suka jalan2 bareng cacing :D
Mohon maaf lahir dan batin ya… :)

Reply
aldy 17.09.2010 - 9:13 pm

El, debu itu menjadi gambaran diri kita sendiri, ketika kita sadar akan kebesaran sang Khalik, mungkin debu itu akan menyatu kembali dengan induknya.

Reply
Ifan Jayadi 18.09.2010 - 4:40 am

Dan kita tidak pernah tahu, apakah perjalanan hidup kita akan juga seperti debu yang beterbangan sesuka angin membawanya.

Tetapi jika kita kuat dan tak rapuh, maka kita akan mengendalikan diri kita untuk tidak menjadi bagian dari debu tersebut dan memilih menjadi sesuatu yang lebih berharga dari itu.

Minal Aidzin Wal Faizin. Mohon Maaf lahir dan Bathin :D

Reply
Yari NK 18.09.2010 - 4:45 am

Biarpun si debu yang kecil itu tersesat terombang-ambing di ruang waktu yang tidak ia kenal, tetapi bisa jadi ia adalah seorang pioneer yang mempelajari dan mencatat pertama kali kejadian2 atau fenomena2 yang terjadi di dalamnya. Mudah2an walaupun si debu tidak kuasa melawan pusaran yang membawanya ke ruang dan waktu yang asing tersebut namun ia minimal bisa mempelajari sesuatu agar ketika suatu hari ia bisa kembali nanti, ia akan mempunyai catatan tentang perjalanannya yang berharga dan bermanfaat bagi debu2 lainnya…. apalagi jikalau catatan tersebut bisa didokumentasikan! Hehehe…

Reply
Sungkowoastro 18.09.2010 - 7:08 am

Kunjungan balik, mas.

Keterpisahan dari induk sesuatu yang alami,yang siapa pun akan mengalami. Dan, dalam keterpisahan itulah, justru ia akan menemukan “energi” yang dahsyat untuk tetap teguh menjalani keberlangsungan hidup. Yang, seanantiasa menyuguhkan fenomena misterius.

Salam kenal dan kekerabatan.

Reply
teguhsasmitosdp1 18.09.2010 - 8:31 am

Debu sejatinya adalah kita, yang berarti tidak memiliki kekuatan apapun, kemampuan sedikitpun, dibandingkan kekuatan, kemampuan, dan ilmu Allah. Karena itu kesombongan adalah suatu usaha sia-sia karena sejatinya kita tidak bisa apa-apa. Salud El, ….salam dari pekalongan.

Reply
Erlina WT 18.09.2010 - 8:50 am

ga sanggup menggapi imaji sang penulis ;)

Reply
mbah jiwo 18.09.2010 - 8:58 am

sebutir debu itu nasib seorang manusia…halah :lol:

Reply
bundadontworry 18.09.2010 - 10:31 am

yakin sebutir debu itu adalah gambaran diri kita ketika berada dihadapan NYA yang Maha Besar .
Salam

Reply
Yuni 18.09.2010 - 10:36 am

Debu oh debu.. mungkin kita adalah sebutir debu itu..

Reply
teguhsasmitosdp1 18.09.2010 - 10:48 am

Debu adalah kita yang tidak sedikitpun memiliki kemampuan, kekuatan apapun bila berada sendiri, kita butuh yang lain, makanya tidak boleh sombong. Luar biasa. Bagus med. salut

Reply
tuyi 18.09.2010 - 11:11 am

kemanapun angin berhembus debu akan terbawa tanpa arah…. ~_~

Reply
Siti Fatimah Ahmad 18.09.2010 - 2:16 pm

Assalaamu’alaikum Elmoudy

Saya sangat senang dan kagum membaca lirik-lirik bahasa dan untaian kata yang terkandung dalam setiap bicara wara penulisan Elmoudy. Cukup mengesankan jalan idenya bagi menyampaikan sesuatu yang bermakna melalui siratan yang tersurat.

Kita sendiri adalah debu-debu yang sedang menerawang di dunia ini untuk mencari jalan kebenaran dan jalan pulang agar selalu sadar diri kerana pastinya kita akan kembali kepada induknya yakni Tuhan Yang Esa. Semoga kita selalu berada pada jalan yang lurus.

Salam mesra selalu dari saya di Sarikei, Sarawak.

Reply
Siti Fatimah Ahmad 18.09.2010 - 2:19 pm

Mas Elmoudy, link blog ini sudah saya tautkan di blog baru saya dalam ruang Dunia Sahabat. Silakan semak untuk perkenankan masukannya.

http://webctfatimah.wordpress.com/dunia-sahabat/

Semoga jalinan persahabatan akan terus terjalin baik pada masa depan.
Mudahan kita selalu menjadi suci dalam debu.

Reply
orange float 18.09.2010 - 2:48 pm

sedih rasanya menjadi debu, terpisah jauh dari keluarga dan teman. seperti musyafir berjalan tanpa tujuan

Reply
bayuputra 18.09.2010 - 5:22 pm

wah … saya madih kurang paham mas ,,, perlu 2 – 3 x membacanya …

Reply
bayuputra 18.09.2010 - 5:23 pm

maaf baru berkunjung …
Salam Persahabatan Blog dari Kalimantan Tengah.

Reply
tary ssi 18.09.2010 - 7:50 pm

terkadang kita seperti debu itu, terombang ambing dalama ketidak pastian.

Reply
HALAMAN PUTIH 19.09.2010 - 8:44 am

manusia merupakan sebuah debu di makrokosmos dan sebuah debu pula di mikrokosmos

Reply
pendarbintang 19.09.2010 - 7:36 pm

“memahami makna eksistensi”

Saya suka kalimat ini, sangat dalam dan membuat saya berpikir.

Saya suka :)

Reply
Alris 19.09.2010 - 11:40 pm

Saya mungkin perlu baca berulang-ulang untuk memahami posting keren ini.

Reply
Betania 19.09.2010 - 11:47 pm

ayooo temen-temenku tersayang! tingkatkan pahala kalian dengan membaca artikel yang saya buat dan memberikan komentar dan LIKE kalian pada blog saya : http://pelangiituaku.wordpress.com/2010/08/24/welcome-to-the-next-city-2010-%E2%80%9Cjelajah-kota-depok-2010%E2%80%9D/ !!! jangan lupa yaaa… makasiiih ^_^
salam dari
pelangiituaku

Reply
andipeace 21.09.2010 - 1:14 pm

uda terbayangkan bagaikan debu..namun tetap saja ada yang serakah :(

Seamat idul fitri 1431 H,Maaf lahir & batin mas

Reply
senyumdhika 22.09.2010 - 8:42 am

hmmm.. kayaknya bisa nih jadi penulis novel fiksi.. hehehe^^

Reply
heny 22.09.2010 - 10:39 am

tertegun….

seperti mengalami dejavu… gue kah si “debu” itu?? ^x^

Reply
Usup Supriyadi 22.09.2010 - 3:01 pm

:)

semoga kita tidak seperti debu…

Reply
gusthy 22.09.2010 - 5:12 pm

dalam sedalem-dalemnya…

Reply
Kika 22.09.2010 - 6:54 pm

Wowww.. Membayangkan betapa sabarnya menuliskan itu semua…y_

Reply
Gravisware 22.09.2010 - 10:59 pm

seperti biasa… selalu luar biasa.. :)

Reply
nurhayadi 23.09.2010 - 1:22 am

Sebutir debu yang mudah diterbangkan angin kemana mereka suka.

Reply
Siti Fatimah Ahmad 23.09.2010 - 3:25 pm

Assalaamu’alaikum Elmoudy

Kembali menyapa untuk bertanya khabar dan menikmati cetusan ide yang mengesankan dalam menyemarak minat kepada penulisan yang berunsur sastera dan penuh dramatik.

Semoga elmoudy terus berkarya dan menulis dengan hati agar apa yang terlahir dapat dinikmati dengan hati yang mendalam.

Salam mesra dari Sarawak.

Reply
genthokelir 23.09.2010 - 6:59 pm

salut salut
betapa dalam dan sangat hati hati dalam menuangkan isi pikiran ke dalam tulisan
yang memiliki makna yang dalam
salam

Reply
Didien® 25.09.2010 - 11:20 pm

lama tak singgah kemari, apakabar sob?
tulisanmu tetap dg bahasa yg sangat bagus…

salam, ^_^

Reply
Caride™ 25.09.2010 - 11:22 pm

setiap baca tulisan kang moudy harus selalu berulang-ulang utk memahaminya…salut sob….

Reply
Kuker 25.09.2010 - 11:23 pm

kunjungan akhir pekan, ikut membaca tulisan² yg bermakna dalam disini..

Reply
bimbel online 12.12.2013 - 6:25 pm

artikel yang sangat menarik,,,

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

+ 31 = 38

Top Eleven

  • Bidadari Kesunyian - 141,452 views
  • Tafsiran Tembang Lir Ilir - 78,387 views
  • Lari-lari plus Meditasi di Senayan - 61,972 views
  • Avatar - 57,986 views
  • Semilir Angin - 54,580 views
  • Kenapa Cinta - 52,388 views
  • Ziarah Cinta 3 : Falsafah Kerinduan - 51,323 views
  • Tron : Legacy - 50,480 views
  • Perjalanan Sunyi - 50,292 views
  • Mabook Mudik, Mabook Cinta dan Facebook! - 48,947 views
  • Cicak Begins | Batman Begins - 45,444 views

Pelataran

  • Bahasa Kesunyian
  • Fabel
  • Fiksi
  • Film
  • Mengurai Tanda
  • Passion 4 Life
  • Sadar Lingkungan


pergilah kemana hati membawamu

©2023 elmoudy.com. All Right Reserved.


Back To Top