the Social Network

Film ini mengasikkan bagi sebagian orang, dan membosankan bagi sebagian yang lain. Jujur…  saya termasuk kelompok yang pertama. Bukan karena filmnya atau jalan ceritanya…. tapi karena sosok si pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Mark adalah seorang blogger….. dan pastinya juga  seorang web programmer. Well…. sekilas ada kemiripan ama saya..hehehe…. Diawali dari adegan percakapan antara Mark dengan pacarnya…dengan dialog-dialog yang kelihatannya sangat cerdas…cepat… acak…dan payah..hihiii…. bingung juga saya nggambarin model dialog seorang programmer yang isi kepalanya hanya berisi algoritma dan script…atau kode-kode aneh yang bergerak acak dan sangat cepat. Yaah… dipikir-pikir…. programmer yang hidup di luar sana…maksudnya..di Harvard…pastilah punya struktur otak yang jauh lebih rumit dan super jenius. Dan lewat dialog tersebut…. Mark memang kelihatan  jenius.. tapi payah dalam urusan perempuan.

Dilanjutkan dengan kebiasaannya di kamarnya, sebelum berjibaku dengan kode-kode php..db..sql..jquery..ajax..dll.. Mark membuka blog-nya dan menulis dengan sangat cepat. Well… lagi-lagi saya harus mengamati lebih cepat apa dan gimana cara dia menulis blog. Anehnya memang… dia menulis blog bukan di kolom visual wysiwyg…sehingga dia pun tulis beberapa kode  html di paragraf tulisannya. Tentang apa yang ditulisnya…. bener-bener sangat payah… saya hampir ga nyangka Mark menulis blog dengan kata-kata yang sangat kasar…terlebih terhadap mantan pacarnya… Mark.,..untuk yang satu ini saya tidak mendukung kebiasaan jahatnya ini… saya merasa lebih baik dan melankolis pastinya hahahaa…

Gara-gara film inilah….tiba-tiba saya terobsesi dengan sangat untuk menjadi web programmer (kembali). Setelah beberapa lamanya…saya kehabisan passion untuk lebih intens di dunia web development…dan sedang kendor dalam urusan blogging… kini….gairah itu muncul lagi. Dan hmm…. saya nulis blog ini…juga dengan sangat cepat.. dan nulis begitu aja tanpa banyak pilihan-pilihan diksi yang pelan atau menghanyutkan. Ini tulisan ngalir cukup deras….

Saya menemukan semacam passion… dimana seorang yang tahu tentang dapurnya website…maksudnya.. yang paham dengan kode-kode algoritma… punya banyak peluang yang bisa diambil. Mark.. dengan sangat cerdas…memahami apa itu yang dinamakan dengan keterbukaan. Keterbukaan adalah bagaimana sebuah interaksi antar sesama bisa terasa sangat dekat…menyentuh…dan sangat emosional. Facebook.. adalah social media yang paling emosional yang pernah ada di dunia. Hampir setiap status di wall..komen…. profil info…foto…dll…. adalah tentang sisi emosi kita. Tombol like misalnya… mengesankan sebegitu mudahnya kita memberi penilaian / prasangka terhadap sesuatu. Sekali klik.. dan seper detik… sampai ke obyek yang dituju dan semua orang bisa melihat.. sangat cepat… sangat dekat..sangat terbuka. Hal-hal yang terlihat sederhana itulah… yang sepertinya memang menjadi kekuatan dari kesuksesan facebook. Lima ratus juta teman… berkumpul di dalam 1 website..dan jutaan orang online dalam waktu bersamaan.

Well…. perilaku user Facebook jauh lebih intim dan fanatik..dibandingkan dengan user Google..yang hanya numpang lewat dan permisi sebentar. Facebook… membuat emosi semua orang terikat dan berharap akan sesuatu yang dinamakan eksistensi diri, secara virtual pastinya. Facebook.com sebagai entitas website  jauh lebih hebat dibanding Google.com. Facebook makin fokus dengan social networknya.. sedangkan Google telah lama melakukan diferensiasi website. Kedua website ini… menjadi bukti..bahwa sebuah website bisa bernilai triliunan rupiah.

So…what? Saya bisa kok bikin website… tapi jelas tidak mampu seperti mereka. Kelemahannya terletak pada keterbatasan dalam menguasai atau menciptakan algroritma/script.. daaan .. tidak punya konsep yang jelas mau dibawa kemana tuh website. Kunci keberhasilan sebuah website ditentukan dari trafik, gitu katanya. Bagaimana sebuah website banyak dikunjungi orang… desain yang simpel…konten menarik…dan bisa mendatangkan income yang besar. Satu yang bisa ditarik hikmahnya dari film ini adalah berpikirlah seperti bagaimana Mark berpikir….fokuslah seperti bagaimana Mark fokus terhadap facebook. Tiga kata buat Mark… cepat, acak, dan fokus.

Tapi ada pesan satu lagi…. jangan pernah berusaha menjadi jahat. Mark memang terlihat agak jahat…tapi buatku Mark tidak jahat. Dan satu lagi seperti yang Mark pikirkan, perempuan bisa menjadi penghambat dalam proses itu. Kalau yang satu ini… saya belum bisa kasih komentar. hehe