Pokoknya Suka Gus Dur

Hampir semua orang suka Gus Dur. Warga NU pastilah suka Gus Dur, warga selain NU juga suka Gus Dur, warga Hindu suka Gus Dur, warga Nasrani suka Gus Dur, warga Budha suka Gus Dur, warga Tiong Hoa suka Gus Dur, warga Australia suka Gus Dur.

Seniman suka Gus Dur, mantan tapol eks PKI juga suka Gus Dur, tukang becak, petani, tukang parkir, semuanya pun suka Gus Dur. Rakyat Indonesia dan dunia suka Gusdur. Aku juga suka Gus Dur. Pokoknya suka Gus Dur.

Yang tidak suka Gus Dur… yaa Soeharto, Muhaimin Iskandar, dan para politikus yang udah rakus dengan nafsu kekuasaan. Ditambah lagi kelompok Islam garis keras, yang sok suci dan sok pinter.

Pernah aku bertanya kepada sahabatku yang merasa punya chemistry dengan Gus Dur. “Eh teman, cerita donk… seandainya saja para presiden RI, mulai Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY – berkumpul dalam satu meja untuk makan malam bersama, kira-kira apa yang terjadi?”

Temanku tertawa terbahak-bahak cukup lama, lalu ia menjawab, “Yang jelas, Soekarno akan duduk bersebelahan dengan Gus Dur. Lalu Megawati sepertinya ingin duduk diapit ama Soekarno dan Gus Dur, sehingga Soekarno akhirnya mengalah untuk sedikit bergeser dan mempersilakan putri kesayangannya itu untuk berada di antara dirinya dan Gus Dur.  Habibie sedikit bingung, mau mendekat ke Soeharto atau ke Gus Dur, tapi pada akhirnya ia memilih mendekat ke Gus Dur.”

“Lalu Soeharto dan SBY gimana??” tanyaku.

“Soeharto tentu saja akan menjauh dari Soekarno, Gus Dur, Megawati, dan bahkan Habibie. Sedangkan SBY pengen mendekat ama Gus Dur, tapi karena ada Megawati di situ.. SBY mengurungkan niatnya. SBY ngambek… jadinya yaa duduk sendirian menjauh saja dari yang lain.”

Lalu aku bertanya lagi, “Looh.. kenapa kok semuanya pada seneng mendekat sama Gus Dur?”
Ia menjawab, “Yaa itulah hebatnya Gus Dur. Ya itulah aura positif seorang Gus Dur ya begitu. Bahkan para presiden RI pun pada suka Gus Dur. Pokoknya suka Gus Dur. Titik.”

Hahahaaa… aku hanya bisa tertawa mendengar jawaban temenku itu. Pokoknya suka Gus Dur.
”Terus.. kira-kira apa yang akan mereka bicarakan?” tanyaku.

Ia melanjutkan, “Gus Dur akan minum kopi duluan.. sedangkan presiden yang lain memegang garpu dan pisau untuk memotong daging. Gus Dur akan ngobrol dengan santai.. guyon… sesekali tertawa terbahak-bahak… Sedangkan yang lain pada duduk manis, sedikit tegang, menyimak guyonan Gus Dur, dan berusaha menjaga wibawanya supaya aura positif seorang presiden tetap terjaga dengan baik. Gus Dur mana peduli yang gituaan…

Dan SBY lebih memilih diam, sedikit menunduk.. sesekali menyimak Gus Dur, tapi ia sebetulnya sedang berpikir serius, kira-kira pidato apa yang nantinya akan ia sampaikan ke pers.

Temenku melanjutkan ceritanya,”Setelah pada selesai makan.. suasana jamuan makan malam para presiden RI itu terasa semakin membosankan. Lalu Gus Dur menyeletuk memecah kebuntuan, dan bercerita tentang sebuah perbincangan.. ahh.. maksudnya Konferensi  tertutup, antara Tuhan, Presiden AS, Presiden Rusia, Perdana Menteri Inggris, dan Presiden RI. Yaah.. Konferensi Luar Biasa antara Tuhan dengan 4 presiden hebat di dunia.

Presiden AS  bertanya kepada Tuhan, “Han.. kapan negaraku bisa terbebas dari korupsi?“
Tuhan menjawab ,” 20 tahun lagi!”
Presiden kaget…  lalu menangis.. “duuh lama banget Tuhaaan..”

Gak mau ketinggalan, Perdana Menteri Inggris pun ikutan bertanya, “Han Tuhaan.. kapan negaraku bisa terbebas dari korupsi?”
Tuhan menjawab dengan cepat, “25 tahun lagi!”
Perdana Menteri pun hampir gak percaya.. lalu ia menangis tersedu-sedu.

Lalu Presiden Rusia  dengan sedikit ragu, pun tiba-tiba ikutan bertanya, “Haan.. kalau negaraku kapan bisa bebas korupsi?”
Tuhan langsung menjawab, “40 tahun lagi!”
Presiden pun gak percaya.. tapi ia menangis dan.. langsung pergi  meninggalkan Tuhan.

Giliran Presiden Indonesia turut bertanya dengan mimik memelas dan terkesan sangat santun, “Wahai Tuhanku… kapankah negaraku bisa terbebas dari korupsi?  Mohon petunjuk-Mu wahai Tuhaaan…”
Lalu Tuhan diam cukup lamaaaa… hingga akhirnya, giliran Tuhan yang menangis.

Mendengar cerita Gus Dur itu, semua presiden RI yang ada di sana pada tertawa terpingkal-pingkal.