Elmoudy
  • Home
  • Film
  • Passion 4 Life
  • Fiksi
    • Pertanda Aku

      Simulacrum : Darkshines

      Simulacrum : Shrinking Universe

      Semilir Angin

      Bidadari Kesunyian

  • Mengurai Tanda
    • Mudik di atas Sajadah Panjang

      Gelandangan di Negeri Sendiri

      Rakaat Panjang bersama Cak Nun

      Meresapi Kearifan Lokal di Pati

      Wayang Potehi: membaca putaran waktu

  • Sadar Lingkungan
    • Pegunungan Kendeng from Space

      Tepi perbatasan, atau tepi pesimisme

      Spekulasi Kecil

      Freaky Freaky

      Mbah Priuk

Elmoudy

  • Home
  • Film
  • Passion 4 Life
  • Fiksi
    • Pertanda Aku

      Simulacrum : Darkshines

      Simulacrum : Shrinking Universe

      Semilir Angin

      Bidadari Kesunyian

  • Mengurai Tanda
    • Mudik di atas Sajadah Panjang

      Gelandangan di Negeri Sendiri

      Rakaat Panjang bersama Cak Nun

      Meresapi Kearifan Lokal di Pati

      Wayang Potehi: membaca putaran waktu

  • Sadar Lingkungan
    • Pegunungan Kendeng from Space

      Tepi perbatasan, atau tepi pesimisme

      Spekulasi Kecil

      Freaky Freaky

      Mbah Priuk

Kala Penyair Mati

by elmou 24.08.2024
24.08.2024

Hasratku untuk menelusuri perjalanan si penyair membawaku pada suatu malam yang terlalu kelam untuk dilukiskan. Aku coba meraba, dimanakah suara si penyair yang pada tiap tengah malam mengumandangkan sumpah-sumpah kesunyian. Aku mencium bau anyir darahnya.. dan menangkap pertanda akan hadirnya peristiwa yang beku dan mematikan. Kini, kupertajam lagi pendengaranku untuk meresapi kisah-kisahnya. Dan kisah itu pun bermula ….

Sayap-sayap yang kelam melingkupi kota, dimana alam membentangkan selubung salju putih bersih di atasnya. Orang-orang telah meninggalkan jalanan dan kembali ke kediaman mereka untuk mencari kehangatan, sementara angin dingin menyelusup seakan hendak merusakbinasakan taman-taman.

Di pinggiran kota, di tepi tebing terdapat sebuah gubug tua yang perlahan-lahan tertutup salju. Dalam sebuah kamar yang gelap di gubug itu terdapat sebuah ranjang tua, di atasnya terbaring seorang laki-laki muda yang tengah sekarat, matanya menatap cahaya suram lampu minyak yang apinya hampir padam tertiup angin. Ia adalah seorang lelaki muda yang merasa pasti bahwa saat-saat damai pembebasan dirinya dari cengkeraman kehidupan semakin dekat. Dia sedang mengharap-harap cemas akan datangnya kematian. Pada wajahnya yang pucat terbesit sinar harapan, di bibirnya terulas senyum kesedihan, dan di matanya tergambar sikapnya yang penuh maaf.

Dia adalah penyair yang mati kelaparan di kota yang kaya nan subur. Dia hidup di dunia fana ini untuk menghidupkan hati para manusia melalui rangkaian kata-katanya yang indah dan mendalam. Dia bagaikan roh mulia yang dikirim oleh Dewi Pengetahuan untuk menyejukkan dan melembutkan hati manusia. Tetapi dengan senyum itu, ia mengucapkan selamat tinggal pada bumi yang gelap ini tanpa mendapatkan sesungging senyum pun dari para penghuni bumi lainnya.

Dengan sisa tenaganya yang semakin melemah, dia angkat tangannya ke arah langit, dia gerakkan matanya yang semakin mengabur, seakan ia ingin menembus langit-langit kamar rumahnya untuk memandang bintang-bintang yang tersembunyi di balik awan.

Dia berkata: Datanglah wahai kematian yang indah, jiwaku tengah merindukanmu. Mendekatlah padaku dan bukalah belenggu kehidupan ini, karena aku telah lelah menyeretnya. Datanglah wahai kematian yang baik hati, bawalah aku dari hadapan para penghuni bumi yang melihatku bagai orang asing karena aku mengartikan bahasa malaikat untuk mereka.

Cepatlah wahai kematian yang damai, bawalah aku dari hadapan orang-orang yang meninggalkanku di sudut gelap pengabaian karena aku tidak menumpahkan darah kaum lemah seperti yang mereka lakukan. Kemarilah wahai kematian yang lembut, rengkuhlah aku di antara sayap-sayap putihmu, karena sesamaku tak menghendaki diriku untuk menyuarakan kebenaran. Peluklah aku wahai kematian yang penuh cinta, biarkan bibirmu menyentuh bibirku yang tak pernah merasakan ciuman dari para kekasih sejati. Datanglah dan bawalah aku, wahai kematianku.

Lalu, di sisi tempat tidur penyair yang sekarat itu muncul seorang bidadari yang memiliki kecantikan gaib yang luar biasa, dengan rangkaian bunga lili di tangannya. Ia memeluk si penyair dan menutup matanya hingga ia tak akan pernah melihat lagi, kecuali dengan mata hatinya. Ia berikan ciuman yang dalam dan lama, lalu dengan lembut melepaskan ciuman itu perlahan. Dan terukirlah senyum abadi yang menggambarkan kebahagiaan di bibir si penyair.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
90 % diadaptasi dari buku Cinta, Ketulusan dan Kesunyian, Kahlil Gibran.
Diselaraskan oleh elmoudy

0
FacebookTwitterWhatsapp

63 comments

bintangtimur 12.06.2010 - 4:09 pm

Proses menuju alam lain yang indah…sepertinya kematian disini bukan sesuatu yang menakutkan tapi menenangkan :)

Reply
antokoe 12.06.2010 - 4:24 pm

transformasi ke alam keabadian terasa indah, seindah untaian kata sang penyair

Reply
Mas Anto 12.06.2010 - 4:26 pm

bentuk penghormatan dan penghargaan kepada sang penyair, manis sekali

Reply
alamendah 12.06.2010 - 5:31 pm

(maaf) izin mengamankan KEEMPAT dulu. Boleh kan?!
manis sekali…. sebuah kematian yang indah

Reply
orange float 12.06.2010 - 5:53 pm

dan penyair pun kini telah berpindah dunia ~,~

Reply
Rackmount LCD 12.06.2010 - 6:24 pm

Too much curious article. Thanks for post.

Reply
si Paijah 12.06.2010 - 7:11 pm

dan ketika… seseorang berpindah jiwa…

Reply
HALAMAN PUTIH 12.06.2010 - 7:16 pm

Perpindahan yang dirindukan dan merindukan kekasihnya di alam sana.

Reply
monda 12.06.2010 - 8:54 pm

indahnya,
seperti apa ya kematian yang indah

Reply
srex 13.06.2010 - 2:26 am

kematian yg mengenaskan….indah dalam kepedihan. Nggak tahu aku apa yg ada dalam benak sang “penyair”…apakah suatu kepasrahan total yg abadi…atau bentuk mekanisme pertahanan diri dari suatu keputusasaan….anyway….sip…siiipppp…!!

Reply
tfd 13.06.2010 - 9:23 am

ungkapan yang indah, entah kepasrahan, entah kebahagiaan…bedanya terasa tipis di sini…

Reply
muamdisini 13.06.2010 - 11:07 am

sebuah jalan menuju dunia yang lebih abadi…
kematian bukanlah sebuah perpisahan melainkan menjadi awal untuk kehidupan berikutnya,,semoga sang penyair bisa bertemu dengan sang bidadari di kehidupan selanjutnya…

Reply
Ria 13.06.2010 - 12:14 pm

Tulisannya bersayap-sayap persis seperti tulisan mbak khalil gibran :D

penyair itu akan tetap hidup loh jika punya karya spektakuler :)

Reply
vany 13.06.2010 - 12:19 pm

Akhirnya si penyair bisa merasakan kebahagiaan stlh kematian itu datang ya… :)

Reply
Rita Susanti 13.06.2010 - 2:55 pm

Sebuah proses perpindahan kehidupan, dari alam fana ke alam keabadian…Ah betapa memilukan, sang penulis mati di tengah negeri yang kaya dan subur…

Reply
kikakirana 13.06.2010 - 3:33 pm

~_~ meskipun indah tapi rasanya tetep aja menakutkan… :D

HIDUP!!! ^_^

Reply
PakOsu 13.06.2010 - 3:51 pm

Kebahagian akhir buat si penyair.

Reply
dedekusn 13.06.2010 - 4:56 pm

Akhir hayat yg indah… penuh keindahan… & bahagia tentunya…

Reply
San Diego Boxes 13.06.2010 - 5:13 pm

Aku tahu ada sesuatu yang lembut, tenang dan damai menghampiriku. Ketika kau menelepon ku, maka saat itu pulalah kenangan yang ku miliki tetang mu bermain –main. Memainkan irama syahdu, memberi ruang pada ku untuk memberikan apa yang tidak sempat diberikan pada masa lalu. Masa di mana aku masih berjibaku dengan pencarian diri sendiri. Jika, ini adalah kesempatan terakhir ku.

Reply
zee 13.06.2010 - 6:11 pm

Wow, lu paling bisa ya mengadaptasi tulisan Kahlil Gibran. Doi memang paling top deh, tulisannya penuh makna dan kadang sulit dipahami.

Reply
Hariez 13.06.2010 - 6:24 pm

apresiasi yang tak ada bandingan dari sang penyair..dan siapakah yang menggantikannya ?? :_:

salam hangat

Reply
andipeace 14.06.2010 - 12:04 am

penyampaian bahasa yang sangat bagus, dari suatu kejadian yang sebenarnya sedih menjadi indah…

salam

Reply
rizki hendrian nugraha 14.06.2010 - 10:02 am

salam kenal teh :D
keren2, lanjutkan y_

Reply
bundadontworry 14.06.2010 - 10:17 am

bunda iri dgn hari akhir yg indah itu.
Mas Moudy selalu berhasil menggambarkan melaui kata2, yg mengerikan itu justru menjadi suatu peristiwa yg indah
salam

Reply
arifinfo 14.06.2010 - 12:10 pm

wh puitis :)

Reply
cah ayu 14.06.2010 - 12:44 pm

kenapa selalu berjalan di garis kematian?

Reply
matanaga 14.06.2010 - 2:00 pm

rangkaian kalimat yg endahhh!
gue demen kadar menyimpulkannyeh?
salam ‘wat bidadari dgn bunga lili itu yeh, hahaha..
o ya.. numpang baca2 pic-nye oke-oke ;p

Reply
Rindu 14.06.2010 - 4:56 pm

“Lalu, di sisi tempat tidur penyair yang sekarat itu muncul seorang bidadari yang memiliki kecantikan gaib yang luar biasa, dengan rangkaian bunga lili di tangannya. Ia memeluk si penyair dan menutup matanya hingga ia tak akan pernah melihat lagi, kecuali dengan mata hatinya”

*suka kalimat ini*

Reply
Agung Prasetyo 14.06.2010 - 8:07 pm

Kebaikan yang pernah kita perbuat untuk merubah orang lain untuk menjadi baik juga pastinya akan kembali kekita kebaikkan itu.

Reply
Yessi 15.06.2010 - 8:48 am

hmmmm….

Reply
julie 15.06.2010 - 9:33 am

kematian yang indah

Reply
Siti Fatimah Ahmad 15.06.2010 - 1:21 pm

Assalaamu’alaikum

Subhanallah Mas Elmoudy… saya bagai terseret sama menyisir angin membuang keringat yang merenyahkan wajah sang penyair. Indah sekali bahasa nan menawan. Bagai awan gemawan yang menyimpul lembut menjadi taburan bunga untuk wangian mandian yang tak terucap.

Sayang perginya sang penyair tanpa ucapan duka dari penghuni bumi yang disajinya dengan hidangan enak kata mutiara. Sayang hilangnya sang penyair di pandang sepi dalam pengharapan yang panjang penuh kesal akan ketidaksampaian cita-cita mendamaikan dunia

Aduuh… mas, saya bisa terlarut dalam bicara murni tulus indah saat kematian yang memisahkan kesenangan dengan kedamaian. Mudahan matinya kita nanti dalam keadaan husnul khatimah. Amiin. salut mas, saya kagum dengan bahasa dan ceritanya.

Salam mesra dari saya di Sarawak, Malaysia.

Reply
fitrimelinda 15.06.2010 - 10:31 pm

hmm…betapa indahnya..:)

Reply
Mamah Aline 16.06.2010 - 1:23 am

penyair itu siap menantikan ajalnya, dalam kematian yang indah mas elmoudy

Reply
citromduro 16.06.2010 - 3:07 am

hal yang banyak ditakuti kalau digambarkan dengan indah melalui oretan indah dan menawan akan menjadi susutu yang indah dan banyak didambabakan
susunan bahasa yang luar biasa
menyisir sang penyair

salam dari pamekasan madura

Reply
citromduro 16.06.2010 - 3:08 am

kematian damai cepatlah bawa aku dari keangkaraan dunia ini
sungguh indah dan bikin merinding mas

Reply
khatulistiwa 16.06.2010 - 2:22 pm

kemataian damai yang selalu ditunggu

Reply
nenyok 16.06.2010 - 5:07 pm

Salam Oudy ,
Kematian yang tampak penuh damai, seperti kematian orang-orang yang dimuliakan-Nya meski terkadang dengan cara-cara yang tak terduga.

Reply
Bee'J 16.06.2010 - 5:44 pm

semuapun mendambakan kematian berakhir dengan indah, kalo dalam sastra jawanya Khusnul Khotimah…. :)

Reply
bri 16.06.2010 - 8:28 pm

apakabar kak???
meskipun ga ngerti banget..gw bacanya sejuuk kak ;)

Reply
asop 16.06.2010 - 9:07 pm

Penyair mati….

Siapa yang meneruskan jejaknya?

Reply
tukangpoto 17.06.2010 - 8:24 am

Ketika keabadian yang sunyi namun menenangkan lebih dirindukan dibandingkan hiruk pikuk kehidupan yang fana namun menggelisahkan…

Reply
farus 17.06.2010 - 10:43 am

semua makluk tuhan ga ada yang abadi kecuali Allah ….

Reply
agnes sekar 17.06.2010 - 1:44 pm

Selamat siang Elmoudy, ketika perasaan sudah tertanam kuat didalam hati, maka kehidupan ini akan berubah menjadi agamis. Merasakan hidupnya berada didalam bimbingannya akan menumbuhkan sikap dan perilaku yang memancarkan nilai-nilai keagamaan, Menyambut takdir kematian dengan cara yang tenang, Bukan demikian Elmoudy ?

Regards, agnes sekar

Reply
agnes sekar 17.06.2010 - 1:49 pm

Selamat siang Elmoudy, ketika perasaan sudah tertanam kuat didalam hati, maka kehidupan ini akan berubah menjadi tenang.

Regards, agnes sekar

Reply
Sapta 17.06.2010 - 3:33 pm

kematian yg pasti.. indahnya apabila kembali dalam keadaan khusnuh khotimah..

Reply
wi3nd 18.06.2010 - 10:39 am

dahsyaaattt:sip:

kematian yang indah bagi sang penyair yang selalu menyenandungkan syair syair kehidupan yang indah ….

Reply
papadanmama 18.06.2010 - 2:58 pm

satu gambaran kematian yg indah

Reply
Realodix 18.06.2010 - 9:22 pm

Suatu gambaran tentang kematian yang indah yang telah digambarkan Elmoudy melalui kata2..:sip:

Reply
Codet 19.06.2010 - 4:14 pm

Jika saja semua mati dengan bibir senyum begitu, maka kematian tak semengerikan seperti yang kita dengar.

Reply
itempoeti 19.06.2010 - 4:28 pm

kematian adalah sesuatu yang indah jika kita menyadari bahwa itu adalah sebuah proses untuk pulang…

Reply
ceuceu 20.06.2010 - 7:28 am

terasa sekali sejak awal klo Moudy pecinta Kahlil Gibran…

* akhir hidup yang indah bagi penyair itu..

Reply
gusthy 20.06.2010 - 2:24 pm

saya pingin mati seperti itu…

Reply
tary sonora 21.06.2010 - 7:36 am

sang penyair, kematiannya pun menorehkan kalimat2 indah :-)

Reply
marisa 21.06.2010 - 8:28 am

hiks

Reply
Siti Fatimah Ahmad 21.06.2010 - 9:17 am

Assalaamu’alaikum Mas Elmoudy

Dengan hormat dan takzimnya, saya berharap sahabat sudi menerima AWARD PERKASA – KAU ADALAH YANG TERBAIK, sempena sambutan HARI BAPA di Malaysia pada 20 Jun 2010. Ia sebagai menghargai persahabatan dalam perkongsian ilmu di ruang maya dan mengenangi jasa para bapa dalam memperjuangkan kehidupan yang harmoni untuk kebahagiaan keluarganya.

http://websitifatimah.wordpress.com/2010/06/21/20-jun-2010-selamat-hari-bapa-untukmu-malaysia-dan-indonesia/

Salam mesra dari saya.

Reply
Anonymous 21.06.2010 - 12:31 pm

innalillahi wa inna ilaihi roji’un …
semoga sang penyair di terima di sisiNya :)

Reply
sam firnanda 23.06.2010 - 10:59 am

makna denotasi dan konotasinya kental banget. membawa kita merusak ruang dimensi untuk membayangkan gambaran kematian yang Indah walaupun dalam kehampaan.

Reply
sam firnanda 23.06.2010 - 11:01 am

makna denotasi dan konatasinuya sangat kental. sehingga membawa kita merusak ruang dimensi untuk menembus bayangan kematian yang indah walaupun terasa kelam.

Reply
venty 24.06.2010 - 11:57 am

nice post…

Reply
wulan audy 27.06.2010 - 11:21 pm

mengapa harus mengundang kematian meskipun ia begitu indahnya..

Reply
Ferry Prima 07.07.2010 - 6:31 pm

apa yang kurang dari dunia sehingga san penyair lebih mengharapkan sebuah akhir hidup? apa karyanya yang tidak diterima masyarakat? apa dirinya yang hidup penuh kemiskinan? atau memang pola pikir nya yang tidak saya mengerti?

btw el, sepertinya huruf blog loe kekecilan. bisa gedein dikit nggak biar enak bacanya? hehe..

Reply
elfath 23.10.2010 - 5:01 am

alangkah indahnya perjalanan yang diiringi oleh senyum. semoga yg tersenyum bukan hanya bibirny saja, tapi hatinya pun turut tersenyum bahagia!:)

Reply

Leave a Reply to Anonymous Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

6 + 4 =

Top Eleven

  • Bidadari Kesunyian - 141,433 views
  • Tafsiran Tembang Lir Ilir - 78,378 views
  • Lari-lari plus Meditasi di Senayan - 61,967 views
  • Avatar - 57,984 views
  • Semilir Angin - 54,569 views
  • Kenapa Cinta - 52,364 views
  • Ziarah Cinta 3 : Falsafah Kerinduan - 51,319 views
  • Tron : Legacy - 50,476 views
  • Perjalanan Sunyi - 50,285 views
  • Mabook Mudik, Mabook Cinta dan Facebook! - 48,943 views
  • Cicak Begins | Batman Begins - 45,438 views

Pelataran

  • Bahasa Kesunyian
  • Fabel
  • Fiksi
  • Film
  • Mengurai Tanda
  • Passion 4 Life
  • Sadar Lingkungan


pergilah kemana hati membawamu

©2023 elmoudy.com. All Right Reserved.


Back To Top