Malam jumat (sehabis taraweh), Ramadhan keenam – di padepokan Thaha. Malam itu, biasa saja. Tidak ada yang terlalu spesial. Bahkan sangat biasa, dibanding biasanya. Lantas datanglah Anand Krishna di kerumunan kami, yang memang dari tadi kami menanti kedatangannya. Beberapa saat setelah duduk di sofanya yang empuk, Anand memulai pembicaraannya dengan kisah seorang Sufi dari India, Al Kabir namanya.
Sudah 3 Ramadhan – setiap kali saya bertemu dengannya di sini, beliau selalu berkisah tentang seorang Sufi. Kenapa Sufi? Begitu tanya yang menggelayut di kepalaku. Saya sudah terlalu sering membaca kisah orang-orang aneh ini. Merekalah orang-orang miskin, yang gak suka dengan kemewahan, berperilaku setengah gila, tapi punya hobi menari, bernyanyi, dan berpuisi. Ada hal yang saya kagumi dari mereka, yaitu puisi dan nyanyiannya. Tapi tidak untuk tarian, dan kemiskinannya.
Sekali lagi saya bertanya dalam batin, kenapa Sufi lagi? Dua tahun dan satu tahun yang lalu, saya sudah mendengar kisah Sufi dengan setting yang beda darinya. Kok sekarang Sufi lagi? Anand Krishna yang dari tadi bercerita tentang Al Kabir tentu saja tidak mendengar ocehanku. Beliau terus saja bercerita dengan ringan, santai, mengalir deras, dan beberapa butiran kata-katanya menyengat kesadaranku.
Beliau berujar,”Tuhan ada dimana-mana. Dia ada di sini, di sekitar kita, di dalam diri kita. Kenapa kau musti susah payah mencarinya Mau kemana lagi kau mencari? Yang kauperlukan hanya menyadari kehadiranNya, di setiap nafasmu.”
Di setiap nafas? Menyadari kehadiranNya? Pertanyaan ini mengusik ketenanganku. Bahkan untuk menyadari kalau saya bernafas setiap saat, pun tidak. Biasanya – rasa menyadari, itu hanya tertuju pada obyek yang tampak di mata, terdengar di telinga, dan terrecap di lidah. Segala hal yang tampak nyata di dunia inilah, seluruh alam sadar ini tertuju. Termasuk ketika mataku menatap layar monitor ini. Bahkan saat ini pun, saya belum ingin tahu bagaimana ritme nafas saya. Apalagi menyadari kehadiran Tuhan di situ. Hanya karena saya menulis kalimat terakhir ini, saya berhenti sejenak untuk tahu apakah nafas saya masih mengalir. Dan mencoba mencari, adakah kehadiran Tuhan disana.
Belum tuntas saya mengoceh dalam batin, beliau meneruskan pembicaraannya, “Seorang Sufi adalah siapa saja yang menempuh jalan cinta dalam mencari Tuhannya, Sang Kekasih Sejati. Termasuk diri kita. Saya, kamu, dia, mereka, dan semua manusia yang merindukan CintaNya. Hubungan antara kita dengan Dia, laksana hubungan dua orang kekasih yang saling merindu. Sang Kekasih telah lama menunggu kedatangan kita. Tapi, kenapa kita membiarkanNya menunggu? Bahkan kita hampir melupakanNya. Parahnya lagi, kita lupa jalan mana yang bisa menghantarkan diri kita untuk bisa berjumpa denganNya.
Penyebabnya cukup satu, yaitu kesadaran kita telah lama tertutup oleh tirai-tirai pikiran kita sendiri. Terlalu banyak tirai yang membuat jiwa kita tak mampu menyadari kehadiranNya. Tirai itu bisa berwujud passion, intelegensi, angan-angan, cita-cita, obsesi, imajinasi, seks, emosi. Bisa juga dalam wujud yang lebih buruk seperti prasangka, iri, dengki, sombong, ujub, dendam, marah, benci, dan seterusnya. Bagaimana mungkin kita bisa berjumpa dengan Sang Kekasih, kalau tirai-tirai itu sedemikian tebal berlapis.
Buang… singkap tirai itu satu per satu. Sangat berat, pasti. Bahkan kadang terasa sangat menyakitkan. Karena tirai-tirai itu hampir menjadi bagian penting dari jiwa kita. Tirai itu sudah mendarah daging di tubuh jiwa kita. Kalau kita cabut satu per satu, bagaimana rasanya. Bayangkan saja, kalau kita mencabuti kuku-kuku jari kita. Beranikah kita melakukannya? Mencabuti kuku-kuku liar yang sudah mendarah daging di tubuh jiwa kita?”
Saya pun hanya bisa meringis, merasakan sengatan yang menyentak kesadaranku.
Tirai pikiran… bersiaplah untuk kubantai!!!
79 comments
wah kalo aku belajar Quran dan hadits ajah dah dan belajar sejarah Islam. biar tau mana yang benar dan mana yang bisa dijadikan contoh
salah seorang teman saya ada yang beraliran sufi. dan tau nggak, mereka seringkali tidak memedulikan ibadah fisik. yang penting hati..
tapi saya teringat kata-katanya Sartre. bukankah untuk mendapatkan esensi, seseorang atau sesuatu harus eksis dulu? itulah kenapa kita harus melakukan ibadah fisik dulu bro.. susah sih emang. saya mengakui kalau banyak godaan.
saat membaca postingan di kalimat “Yang kauperlukan hanya menyadari kehadiranNya, di setiap nafasmu.”
aku jg jd terdiam sejenak merasakan ritme nafas ini…. sering banget terlupakan bahwa nafas ini sangat berharga…
“Allahummaj’alni minat-tawwabina waj’alni mutathahhirina”. Amien.
Hmm, saya sedang mencoba menyadarkan sensitivitas rasa jiwa ini bahwa di setiap hembusan nafas ada DIA kalau kita mau menyadari dan merasakannya…
Saya sangat suka dengan kata-kata ini:
“Sang Kekasih telah lama menunggu kedatangan kita. Tapi, kenapa kita membiarkanNya menunggu? Bahkan kita hampir melupakanNya. Parahnya lagi, kita lupa jalan mana yang bisa menghantarkan diri kita untuk bisa berjumpa denganNya.”
Terima kasih sharing refleksi nya mas.
Astaghfirullah…
betapa masih banyak tirai tirai yang ada disekelilingku :(
Terima kasih pencerahannya.
Kawanlama95, bagus kawan.. tetaplah semangat belajar ampe kapanpun
Morishige, temenmu itu salah sobat. Kalo mereka ngaku sufi, harusnya temen2 mu melakukan semua yg diperintahkan Sang Kekasihnya, tanpa milih2, tanpa protes. Kalo mereka masih malas n enggan melakukan perintahNya, kayak salat, zakat, dst… maka cintanya kepada Sang Kekasih itu palsu, cinta monyet. Dan Dia tentu gak suka, n pasti sudah lama meninggalkannya
Benkyo, amiin. moga kita masuk dalam golongan orang2 yg bersih. lam kenal Wid
RitaSusanti, thanks Rita. Saya pun suka kata2 itu
Lala, makasih juga Lala. Lam kenal yap
gw ga bisa berkata apa-apa. Karena tirai yang ada dalam diri ini telah begitu tebal berlapis, sehingga menghalangi diri ini untuk berjumpa dengan-Nya.
Tapi semuanya tergantung niat. Seberapa kuat niat kita utk mencabut tirai2 yang telah mendarah daging itu..
Beruntunglah saat ini, kita bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan, setidaknya sedikit tirai itu bisa lepas secara perlahan dan tanpa kita sadari.
Gw jadi ngeri sendiri sob..
wassalam
anand tuh unik, antik dan kharismatik
pasti sangat menyenangkan bisa berbagi dengan org2 yg hebat dan org2 yg bs menuntun sekaligus memberi inspirasi meskipun bakal seringterjadi pembantaian jg..hehe
sufi.
sangat jauh dari penerawanganku sebagai manusia kasar yang baru bisa belajar nalar.
__sufi:?!bri blm ngerti..lagicoba mengerti__
Assalamu’alaikum,
“Pandanglah selalu Allah, kau akan temukan Allah didepanmu”. Bila kita bisa menetapkan Muraqabah, tentunya kita akan menjadi hamba yg selalu bersama Allah, karena menyadari bahwa Allah selalu melihat dan mengetahui kita. Dan kita akan menyadari, bahwa Allah ada pada segala sesuatu.
(Dewi Yana)
malam maz
tahu tidak blue tuh pengagum bapak yang satu ini lho mas
hehhe…..kalau di kasih bukunya dari mas blue bakalan kagak nolaj decah………………….
salam hangat selalu
bundo belum lagi sampe sana belajarnya.. duh bundo lemah banget semangat belajarnya neehh, terimakasih sudah berbagi ini ya elmoudy..
wah, dalem banget yak….*merenung*
Moga tirai2 itu cepatlah terbantai…amiin
Kok tadi komentku nggak muncul ya…hiks…
pencerahan yang indah mas..
Beberapa buku Anand sudah saya baca sejak SMA. sungguh luar biasa. Love is the only solution..
Salam Sahabatku….
Kunjungan perdana ini, salam kenal aja dulu…
Maaf, saya memang hanya mantan manusia bejat, tapi sumpah, saya sudah benar-benar insyaf.
Satu yg membuat saya yakin bahwa saya pasti bisa berubah menjadi orang yg lebih baik, yaitu Kebesaran Alloh. Nothing Impossible, ndak ada yg ndak mungkin.
Selama kita mau berusaha, pasti jalan untuk itu akan terbuka.
Maka dari itulah kali ini saya akan berbagi sedikit kisah hidup saya selama masa transisi itu, kalo sahabatku berkenan, saya tunggu motivasinya buat saya di Mantan Copet Itu Akhirnya Jadi Seorang Pengusaha.
Trimakasih Sahabatku.
Salam.
Oleh karenanya dalam Islam ada kewajiban untuk selalu berdzikir mengingat kepada Allah SWT Tuhan Pencipta dan Pengatur Alhamdulillah
hm… mengingatNya di setiap helaan nafas kita.
Kita harus bersyukur kalau kita masih di kasih kesempatan untuk bernafas bukan?
Saya ngefans lho dengan Anand Krishna. Dulu saya pelahap buku2nya, sampai pernah juga belajar meditasi sendiri.
Pernah juga bersitegang dgn teman saya krn saya dianggap terlalu mengkultuskan Anand, krn menurut teman saya dia (dianggap) melecehkan agama dgn buku2nya.
Pdhl tdk demikian. Saya suka membaca buku2nya karena cocok dgn gaya bahasanya. Anand selalu menggunakan bahasa yg mudah, yg ringan, gampang dicerna, tp tidak murahan. Tak perlu mengerutkan kening mikir lama2 utk cari apa maksud kalimat yg kita baca, karena beliau selalu menjelaskan dgn pasti.
Pernah ada seorang teman yg stress dirundung masalah, lalu saya pinjamkan salah satu buku Anand Krishna milik saya. Awalnya dia ragu tp saya bilang baca saja, siapa tahu hatimu bisa lebih tenteram. Dan ternyata memang benar demikian. Tak lama kemudian dia datang curhat pd saya, katanya dia terbantu sekali setelah baca buku itu. Hatinya sudah jauh lebih ikhlas menerima keadaan. Too bad buku2 itu masih ktinggalan di Medan, nanti pas mudik mau saya bawa semua ah. **eh tapi saya belum punya buku yg judulnya Reinkarnasi… ada yg bisa provide buat saya?
Glad to read this post, moudy!
Eniwei, Anand Krishna sekarang ultah lho. Baru saja saya main ke websitenya.
ajari aku..
met ultah Bp. Anand.. I luv U full….
zee,, kalo aku lg ngincer buku barunya berjudul The Fool, Si Goblok.
jadi pengen ketemu nih sama beliau
aku mau nanya
tapi jangan diketawain yaaa
Anand krishna itu siapa ya bro?
boleh boleh,,
yups,
karena kita makhluk ciptaan Allah, maka sudah selayaknya kita merasakan kehadiranNya dalam diri kita. Hanya saja proses untuk merasakan setiap orang itu berbeda-beda kan
wow.. ringan mudah dan menyentuh…
seepp…..
Allah Ada dimana2.
Allah maha tau walaupun itu daun yang gugur
asw…
salam kenal…
berkunjung ne maz…
oya, maz bisa juga kok dapat award nya
ntar saya kirimin
hhe
Luar biasa….
Thank…:?!
malam maz
semangat yuk ………………..ok
salam hangat selalu
Huhuhu, berhubung no muslim, jadi no comment deh, xiixixxix….
Tapi bener, kita seharusnya sadar bahwa Tuhan itu ada dmn2, melihat setiap langkah kehidupan yg kita lakukan
Alenia ke-4 tulisan ini saya setuju banget. Dia ada di mana-mana..
berhubung ga ngerti jadinya ga komen apa2
duuu…..hhh hijab yg masih tebal diantara diriku dgn DIA, masih harus terus belajar utk menyibakkan tirai ini satu persatu, agar dapat merasakan, mendapatkan ketenangan jiwa, melalui rahmatNYA.
Salam.
menyingkap tirai satu per satu… yg nggak terpakai buang…
perlu kejujuran diri dan kerendahan hati, untuk menyingkap tirai2 itu…
Tuham memang dimana-mana dan selalu mengetahui kita, apa yang kita lakukan. dan kita juga harus menyadari bahwa kita selalu diawasi olehnya.
tapi bukan berarti tumah itu banyak, Tumah itu satu tapi dia bisa liat dimanapun kita bersembunyi,
tirai-tirai yang membuat kita terjerumus memang harus kita singkirkan sedikit demi sedikit!
Iklan Gratis
yah, semoga tuhan membukakan tirai2 penghalang antar kita denganNYA. semoga kita terbebas dari iri dan dengki serta segala macam hal2 yang menjauhkan kita dari jalanNYA.
hembusan nafas seakan menyebut asmanya, jikala ritmenya disadari
*link dah sippp*
Kekasih Sejati yang setia selalu.. DIA rela menunggu walau kita selalu menykiti hatiNYA.. dengan salah dan DOSA.. subhanalllllaaaaah.. DIA MENUNGGUMU.. TANGANNYA SELALU TERULUR MENANTIKAN KITA SEMUA.. YANG MAU KEMBALI KEPADANYA
SALAM SAYANG
SAHABATKU RAIH FITRAH DIRI menjadi MANUSIA SEUTUHNYA UNTUK MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Astagfirullah…
Maafkan segala dosaku ya Allah…
haddiirrr….
malam2 mengunjungi sahabat tersayang… Apa kabar sahabat? smoga bahagia selalu menyertaimu….
hhmmm… bukalah tirai-tirai itu… lalu buanglah yang tidak perlu…
sungguh dibutuhkan hati yang suci yang mengeanl betul siapa dirinya dan Tuhannya…
cu…
:?!artikel yang sangat bagus baik dari segi pemaparan an segi penulisan.
tentang sufi?
wah saya jarang baget mas mbaca tentang sufi ya yang saya tahu bener juga yang ada dalam tulisan ini Tuan ada dimana-mana tapi Dia tidak kemana-mana.
makasih mas atas kunjunganya tadi dan saya udah blogeoll ya linknya.
makasih dan selamt bersahur ria.
salam kenal lagi dan semoga Allah berserta orang2 yang terus mencari jati diriNYA.
amin
lama ga main disini
Eaaaa………
Nari2, wah ada2 aja……..
Berat niih sepertinya
Salam sahabat.
semoga kamu istiqamah dalam menuntut ilmu dan berkongsi ya. semoga kamu menjadi lebih tabah.
Risau saya mendengar berita terbaru di negara kamu, bagaimana keadaannya sekarang ya?
:(
Alhamdulillah ..
Lagi lagi dingatkan.
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
selamaaat berbuka puasa yaaaaaaaaa
koq belum ada kiriman buku buat blue yah hehehe…….
pa cabar maz
salam hangat selalu
selamat berbuka puasa sahabatku yang baik
Semoga jadi blogger yang sufi…..
sore..
pa cabar?
semoga tak pernah lelah berteman dengan blue yah
salam hangat selalu
Saya pernah satu kali bertemu Bapak Anand Krishna, waktu itu beliau mengajari kami pengobatan dengan cara Reiki. Memang beliau seorang yang sangat religius. Tapi sebelumnya saya tidak tahu, beliau beragama apa? Nampaknya beliau mengambil ajaran semua agama. Buku-buku beliau juga sangat banyak.
Menyingkirkan tirai hati memang tidak mudah, tetapi dengan tekad yang kuat, segalanya pasti bisa dilakukan.
Salam
saya kurang faham dunia sufi tp kata ustadz hidup di dunia punya tiga hubungan, dengan Alloh, sesama manusia dan lingkungan. saya ga tahu klo sufi dominan dmn? ora mudeng, keknya njlimet ya.
Dulu, Saya pernah baca buku tentang sufi. Dan tertarik untuk mempelajari selama Saya masih diberi nafas-Nya, dari saat itu sampai detik ini. Tapi hasilnya masih jauuuuhhh, menurut Saya-yang gak pernah mentargetkan hasilnya. Sengaja gak target-let it flow, supaya bisa menikmati waktu yang diberi-Nya untuk terus belajar mengenal-Nya.
PS: aku dah komeng yaaa…hahahha. secara diriku sukanya komeng di postingan yang simple.
Alhamdullilah,.
setelah gw baca blog ini, gw lgs terenyuh..
semakin berusah untuk sedikit demi sedikit membuka tirai2 yg selma ini udah terlalu banyak membuat jiwa Qu tak mampu menyadari KehadirannYA..
Thanks Bos,.
I lope u pull anand krishna
beliau itu memang unik bisa menjembatani seluruh agama, tapi bagi islam yg agak konservatif biasanya mencap beliau itu kafir atau agamanya ndak jelas, tapi ya itulah manusia…sering anggapan sendiri yg dijadikan patokan, tapi bagi saya apa yg bermanfaat tentu saya ambil manfaatnya dan yg tidak bermanfaat saya ambil hikahnya dijadikan pelajaran, setiap orang punya pemahaman yg berbeda beda dan juga sudut pandang yg berbeda beda…alangkah indahnya dunia ini apabila setiap orang memahami pemahaman orang lain satu sama lain secara mendalam bukannya malah mencap kafir dsb padahal yg mencap kafir itu belum tentu lebih islami dibanding yg dicap kafir, juga yg suka mencap kafir itu biasanya tidak atau belum memahami yg dicap kafir…..
Sufi…..
Kecintaan pada Allah…
Klo dipikir memang kesannya berat dijalani juga sama beratnya…tp klo kita letakkan cinta ITU dihati suatu hari cinta ITU akan terus berkembang hingga akhirnya bertemu denganNya…
Pencerahan yang bagus
Bener banget !
kadang pikiran kita sendiri yang membatasi ruang gerak hidup ini.
anw suka banget dengan kata2 “Tuhan ada dimana-mana.”
salam bahagia, cinta membuat kita rela berkorban untuk yang dicintai, masalahnya sudahkah kita mengenal apa itu cinta sehingga membuat ia menunggu…
Mas el…
Saya juga pernah membaca beberapa buku Anand Krishna. Dan memang serasa petualangan menyebrangi jembatan kehidupan… Sungguh karunia aku bisa mengenal sosoknya walau sekarang hanya melalui tulisan
Haloo…
Walaupun sampai sekarang saya belum pernah bertatap muka langsung dengan Anand Krishna, namun lewat tulisan beliau yang saya baca, saya mulai belajar untuk menghadapi hidup ini dengan senyuman dan berusaha agar kelahiran ini kelahiranku yang terakhir.
Haloo…
Walaupun sampai sekarang saya belum pernah bertatap muka langsung dengan Anand Krishna, namun lewat tulisan beliau yang saya baca, saya mulai belajar untuk menghadapi hidup ini dengan senyuman dan berusaha agar kelahiran ini kelahiranku yang terakhir.. Amiinn
wah, sudah lama nggak ikut open house bapak anand krishna nih.
thanks ya Bos..
ijin repost di FB
berarti, untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik selalu membutuhkan ‘pengorbanan’
hmmm tuhan emang ada di dalam diri kita karena itu maka syekh siti jenar pernah bilang “disini tidak ad allah yang ad siti jenar, disini tidak ad siti jenar yang ad allah”
allah hanya sebuah nama…………..
maaf kalo tulisan ini agak menganggu dihapus juga gpp kok
tuhan ada ada dalam hati kita tuhan maha tau segalanya tuhan ada di dalam hati kita bila kita berbuat jahat itu perbuatan setan bila kita berbuat baik itu perbuatan tuhan
slm kenal
thx, sekali lagi tuhan berbisik ke hati yang sedang galau ini.
Kali ini lewat tulisan anda.
terimakasih terimakasih terimakasih
pejalan cinta adalah mereka yang mau berjalan sebagai hamba menuju Tuhannya…
saya suka kalimat ini : “Beliau berujar,”Tuhan ada dimana-mana. Dia ada di sini, di sekitar kita, di dalam diri kita. Kenapa kau musti susah payah mencarinya Mau kemana lagi kau mencari? Yang kauperlukan hanya menyadari kehadiranNya, di setiap nafasmu.””
Disetiap hembusan nafas kita, ada kehendak-Nya…
iya…menyadari di tiap hela napas,dan langkah kita adalah milikNya semata, serta belajar untuk “Ngelakoni ikhas dan ikhlas ngelakoni…
amin
Syaiful Karim (dosen fisika UPI Bandung) mengajarkan prosesi melihat Allah yang dinamakan tawajjuh. Apa yang mereka lihat sebenarnya phosphene (http://en.wikipedia.org/wiki/Phosphene). Detail prosesi tawajjuhnya bisa dilihat di http://www.facebook.com/notes/sudirman-el-batamy/testimoni-tentang-kesesatan-ajaran-ritual-tawajjuh-misykatul-anwar-jika-anda-mus/10150348811676020.
Karena kita semua adalah para pencari ilmu, masih bodoh, dan masih lugu dalam memahami sebuah pengetahuan, maka janganlah terlalu melihat ke luar, dan berusaha keras memberi vonis salah pada pihak lain. tentulah itu tidak baik. Bacalah juga tulisan ini: https://www.elmoudy.com/waktu-bagaikan-pedang serta https://www.elmoudy.com/tafsiran-tembang-lir-ilir