Setengah tahun lebih aku berhenti menulis blog. Dulu, ketika aku berada dalam titik terendah dan terasa lapang untuk memikirkan perihal hal-hal mendasar dalam kehidupan, di sanalah aku punya cukup keterampilan dalam menulis. Dan dalam situasi yang seolah berasa seperti ada dalam dimensi kematian yang tenang, kutemukan sepercik api yang menyulutku untuk bangkit dan berjalan meninggalkan masa lalu. Lalu aku berlari lebih kencang, lebih keras mengejar ketertinggalan kereta kehidupan yang telah jauh meninggalkanku.
Lalu entah kenapa, percikan api itu yang pada awalnya menjadi bahan bakar yang membuatku bangkit dan berlari, tiba-tiba kehilangan daya dan lenyap. Aku berusaha mencari tahu, apa yang membuatnya lenyap dan padam? Mungkinkah ia dihadirkan oleh Tuhan hanya sebatas pemantik api dan bukan apinya itu sendiri? Pemantik, tentu berbeda dengan api. Ia hanya punya peran yang sangat singkat. Yaa…ia hanyalah sebab pertama munculnya api, dan ketika api itu menyala, selesai-lah tugasnya. Ia kemudian tergeletak di sudut meja dan lama-kelamaan dilupakan.
Aku masih berusaha mencari dan ingin tahu bagaimana keadaannya. Masihkah ia menyimpan cahaya yang terang menyala di dalam dirinya. Sebuah cahaya yang sanggup memercikkan api kehidupan. Dari cahaya itulah, aku melihat kehadiran Tuhan dalam wujudnya yang tak sanggup kupahami dengan baik. Beberapa kali aku membuat kesalahan atas perlakuanku yang berlebihan, dan atas kebodohanku itu, ia tak pernah muncul lagi dalam wujudnya yang utuh. Aku kehilangan pemantik api itu. Pun pada akhirnya, aku coba simpulkan bahwa Tuhan juga telah meninggalkanku.
Aku sedang memperbaiki spiritualku yang masih berantakan. Aku kehilangan agamaku. Pernah aku belajar dan menjadi seorang santri di sebuah pesantren, tapi aku tidak menemukan Tuhan di sana. Lalu aku belajar mencari pengetahuan yang lain – mencari dan memahami falsafah Nasrani, dogma Yahudi, kesunyian Hindu, keselarasan Tao, hingga kemurnian Buddha. Dan aku pun masih belum menemukan keberadaan Tuhan.
Lalu aku berhenti memikirkan-Nya. Dan saat aku sedang tidak berpikir dan benar-benar diam, perlahan Dia hadir. Aku sempat bertanya dan mempertanyakan, apa yang membuat-Nya hadir di depanku. Belum selesai aku bertanya pada diriku sendiri, dengan sangat cepat Dia lenyap. Aku coba kembali pada kondisi terbaikku – aku tak akan berpikir tentang apapun, mendiamkan nalarku. Berharap Dia mau hadir kembali.
Sekian lamanya aku biarkan diriku diam. Tapi entah kenapa Dia tetap tak hadir kembali. Aku selalu berharap atas kehadiran-Nya, berharap mau memberiku banyak pencerahan dan menghidupkan lentera hati dengan lebih terang dan terarah. Perihal dua pertanyaan, untuk apa aku hadir di dunia ini? Adakah misi khusus yang harus aku laksanakan selagi aku masih hidup?
Mestinya aku masih punya kesanggupan untuk memahami perputaran semesta ini, sebagai esensi benang merah kehidupan. Walau mungkin hanya dengan cara melogika atau menebak teka-teki kehidupan, setidaknya aku masih ada kemauan. Bahwa prinsip dasar setiap manusia terlahir di dunia ini adalah untuk memahami makna cinta yang utuh. Cinta tak akan kita temukan pada sosok orang lain, melainkan di dalam kita sendiri, dan kita hanya perlu membangkitkannya. Namun untuk membangkitkan cinta, kita butuh kehadiran orang lain. Jagad raya akan bermakna kalau ada orang lain, tempat kita berbagi segenap perasaan kita.
Begitu pula Tuhan dalam menciptakan jaga raya ini. Dia pernah berkata, ingin berbagi perasaan dan berbagi kebanggaan dengan makhluk ciptaannya yang unik, yang bernama manusia. Hanya dengan cinta, rasa berbagi itu akan bisa dirasakan. Tapi sunggguh aneh, kita hampir lupa dengan keinginan Tuhan itu. Kita sudah sangat lupa kenapa Dia menciptakan air, hujan, tanah, batuan, minyak, tumbuhan, dan semua benda yang terhampar di depan mata kita.
Kita kehilangan perasaan kita pada semua perwujudan ciptaan-ciptaan-Nya, pada jagad raya ini. Pun dengan demikian, jagad raya ini kehilangan perasaan pada kita. Seolah tak ada cinta yang menjadi tali penghubung antara kita dan jagad raya. Semuanya serasa berjalan sendiri-sendiri.
Aku masih termenung lama saat jari tanganku mengetik sebuah pesan pada WhatsApp di handphone-ku. Aku tahu ini tak akan berhasil. Sangkaanku, Tuhan sedang offline.
60 comments
nyimak dulu sob…
salam kenal ya
Nice info nih juragan
apakah aku sedang dalam situasi yang sama denganmu imauw?
bedanya aku tidak sedang berpindah dan mempelajari agama yang lain,aku hanya stuck pd satu sisi,breaking down..
bahkan aku pernah menulis tweet untuk Tuhan meski aku tau Dia hanya membaca tanpa membalas
siapakah yang sedang offline sesungguhnya Tuhankah? atau kitakah? atau keimanan kita yang memang sedang drop?
tapi aku rasa smua itu wajar karna kita harus berhizrah bukan? semangat imauw..mari kita bangkit lagi pelan tapi pasti untuk cahaya di depan sana :)
:big hug: * eh ga boleh yah :mrgreen:
terus kamu maunya kayak gimana, hati hati kamu bicara tuhan gak pernah of dia selalu hidup dan tidak pernah tidur sedikitpun,allahhuakbar…..!
Hai Mod…
Apa kabar? Sudah ol lagi? :)
Jagad raya bersikap layaknya apa yang dibuat manusia kepadanya kan?
wahaha ada ada aja gan judul posting nya :D sukses terus!
sebenarnya Tuhan itu ga perlu dicari. Karena dia ada dimana-mana. Ini masalah keyakinan saja. Apakah kita yakin bahwa Tuhan ada di samping kita, melihat kita? kalo kita yakin maka Tuhan serasa ada disekeliling kita. Ga kemana-mana!
btw..saya selalu salut dengan orang yg berusaha mempelajari agama2 lain (dan mungkin membandingkannya) terus akhirnya dia menemukan keyakinan bahwa agama mana yang terbaik.
Semoga anda menemukan Tuhan kembali.
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Elmoudy…
Hmmm… kenapa Tuhan harus offline mas ? Jika begitu, bererti kita menyalahi Tuhan dalam banyak perkara yang tidak kita setujui dalam hidup ini.
Allah selalu membuka pintu rahmat, pintu taubat dan pintu doa kepada hamba-NYA untuk mendekati-NYA dalam apa juga arah.
Ayuh… jangan pernah putus asa untuk hidup dalam kebenaran. Bangkit dan bersimpuhlah di hadapan-NYA memohon petunjuk.
Terima kasih mas sudah berkunjung lagi setelah sekian lama berhenti ngeblognya.
Salam mesra dari Sarikei, Sarawak. :D
Menurut saya, yang selalu offline kepada Tuhan adalah kita.
wah ini ngomongin Tuhan yang mana ya?
Kamuuu, udah lama memang gak update.
Um, tiap orang punya perjalanan spiritual masing-masing. Akan ada waktunya di saat niskala hadir maka kebesaran Tuhan itu pula yang akan terasa dekat.
Semoga rajin ngeblog lagi ya! Welcome back!
jdulnya mengerikan sekali gan apa gak ada judul yang lain,……!
saya sangat suka kutipan dalam tulisan (dia pernah berkata, ingin berbagi perasaan dan berbagi kebanggaan dengan makhluk ciptaannya yang unik, yang bernama manusia).
tulisan anda membuat saya merinding membacanya.
Ketrampilan menulis akan terus meningkat seiring berjalannya waktu kita untuk terus belajar menulis. Salah satu media untuk menulis adalah blog. Blog adalah media pribadi untuk menulis. Setiap update blog berarti kita terus menambah waktu latihan untuk menulis
semangat terus yaaa tatap masa depanmu yg akan datang :)
Kunjungan perdana nih…belum komen dulu ya…Salam kenal..
Judul postingnya membingungkan!!
wah makasiya infonya
Halooo mas bro, lama gak bersua.
Wah, saya juga lama gak ngelog, setengah tahun lebih vakum gak nulis :D
Btw, kadang saya juga merasakan hal yang sama.
Intinya sih kita yang harus mencari dan menemui-Nya :)
Tuhan tidak akan offline, Tuhan akan selalu online .
mungkin malah kita yang terlalu Busy untuk merasakan apa yg Tuhan berikan :)
haaii,, salam kenal. sepertinya kamu bukan orang baru di blogger karena sudah banyak yang mengenal.
semoga cepat dapat cara untuk bertemu Tuhan yak, karena Tuhan bukan menghilang, tapi menunggu bagaimana cara kita untuk mendekatinya :)
God always listening always understanding
Judul artikelnya sangat mngerikan gan,,
salam untuk para blogger lain yah gan..
ilmu, wawasan, serta hiburan hanya saya dapatkan di blog ini..
makasih yah
oiya maaf bila anda terganggu dengan kedatangan kami..
:D
Tuhan itu Maha Server, Mungkinkah Sang Maha Server akan Offline? Jika benar begitu pastilah semua umat akan tersesat tp kenyataannya tidak, itu artinya Tuhan tidak pernah Offline, mungkin diri kita sendiri lah yang offline karena itu tidak bisa menjangkau yang Maha Server.
ini dia artikel yang super beda, tapi sangat menarik
oh ia tambahan lagi, kalau tuhan offline berati dunia hancur donk
kok tuhan offline gan, bisa gitu ya?
Alhadulillah infonya sangat bagus semoga bermanfaat Amin
Kata spele namun murtad, tuhan itu tidak lengah walau 1 detikpun…
ada ada saja si gan mah, mana ada tuhan off line, tuhan maha kuasa dan maha kuat atas segalanya..!!
kok kaya dunia internet? bisa on & off??? padahalkan Tuhan sllu mngthui gerak gerik kita dmnapun kita berada???
tapi menurut saya Tuhan tidak pernah offline..:)
Kalau menurut saya sie,tuhan ngga pernah offlin pak,tapi manusia lah yang sering offlin terhadap tuhan…
Tuhan tidak pernah offline, Tuhan pun tak pernah tidur. Berbeda dengan kita manusia yang pernah offline dan tidur
ijin simak pak
aku suka judulnya, emang Tuhan pake modem apa ya?….nice post gan…
Semua artikel di blog ini bagus-bagus, :D
ikut menyimak gan,,,!
salam sehat dan semangat memperbaiki diri
Pertama saya masuk web ini, karena melihat web ini dofollow, tapi ternyata setelah masuk ke salah satu post, saya begitu tertarik dengan gaya bahasa yang digunakan, pertama agak bingung, tapi setelah itu paham dan saya sangat suka sekali..
Sangat bermakna, tak mengingkari bahwa Dia sedang sibuk (QS al-Rahman)
Agama itu perahu, saat berada di sungai yang tenang, terkadang arusnya deras dan kembali tenang, kemudian deras kembali, begitu seterusnya..disaat tenang kita lihat pemandangan indah di dasar sungai, namun di saat deras kita lupa akan keindahannya dan terombang-ambing tanpa arah..namun hanya perahu yang kokoh dan teguh yang dapat menuntun kita menuju ketenangan jiwa..selamat berjuang pak..!!
Sebenarnya Tuhan tak pernah offline,melainkan jaringan kita yang sedang terganggu sehingga tidak bisa terhubung dengan Tuhan
judulnya sangat provokatif ya, mau tidak mau mata saya menyuruh untuk membaca lebih banyak.
Sangkaanku, Tuhan sedang offline…..
Maksih pak anda telah membuka hati saya subhanlloh semoga kita selalu dapat hidayah dan inyahNYa sehingga kita bisa melaksnakan kebaikan di dunia ini sesuai apa yang di harapkan oleh NYA
gaya bahasanya kok mirip kahlil gibran ya ..
ijin simak dulu mas.. dari judulnya saja saya udah tertarik banget nih.. :)
Hehehehe sumpah kaget lihat judul artikelnya.
Semoga makin semangat ngeblognya yah kak.
Judul nya bikin ketarik ke sni XD
salam kenal bro
tulisannya panjang ijin nyimak dulu
Judul yang provokatif, namun setelah dibaca………inspiratif. Lanjutkan
Subhaanallah….limpahkanlah rahmat dan keselamatan juga kesehatan-Mu kepada saudaraku yang cerdas ini “Bagaikan kapal lepas sauh, patah kemudi…?!”
subhanallah
tapi menarik artkel nya mas
pertama, saya doakan semoga kamu menemukan apa yang kamu cari, hingga sampai pada titik spiritual tertentu yang mendamaikanmu.
Kalau tuhan sedang offline, mungkin kamu bisa sms, itu yang biasa aku lakukan, sms tuhan! Tp butuh kepekaan untuk mengerti jawaban dari tuhan.
Perlu kecerdasan emosional & spiritual yang cukup untuk mengerti dan memahami postingan tersebut,…
Nice,…
tanpa usaha mendekatkan diri dengan tuhan, tuhan tidak akan dekat. maka mendekatlah dengan menjalankan segala apa yang telah menjadi perintah dan laranagan-Nya.
Semoga saya tidak salah paham
waw , melihat judul anya saja saya sudah tertarik membaca nya .. thank mas sudah berbagi
keren tulisannya.. ekpresi menulis dan kata2nya.. salam kenal pak
Tuhan online terus koq, mas :D salam kenal ya, tulisannya keren :)