Dalam kesendirian malam, jiwaku mulai lelah menyangga beban
Ingin rasa melepas segala yang bergelayut
Menundukkan kepala memejam mata
Mulai menerawang di kedalaman batin
Bertuturlah Cinta
mengucap Satu nama
seindah goresan sabda Mu dalam kitabku
Cinta telah bertutur lewat sunyi
Engkau hadir lewat seluet cahaya kecil
Di antara gemuruh nafsu
Yang memenuhi ruang sadar
Ingin rasa menyentuh hangatnya cinta
Coba mengucap Satu nama
Merengkuh Mu
Meraih Mu
Mendekap Mu
Wahai Cinta
cinta yang bertasbih
mengutus hati ini
kusandarkan hidup matiku
pada Mu
Engkau mulai mendekat
Meredam kemelut hati
Membasahi oase batin
Yang telah mongering
Segala beban tlah Kau hempas
Hingga aku terhenyak
Dalam keheningan diri
Tak ada yang lebih kuharap
Selain menyandarkan tubuh jiwa
Dalam peluk Mu
bisikkan doaku dalam butiran tasbih
kupanjatkan pintaku pada Mu, Maha Cinta
Oh Engkau
Terimalah diri yang berlumpur
Yang kumal oleh debu
Yang penuh dengan kotoran
Yang tak pantas menyentuh
Wajah Mu yang begitu lembut
Bisikan doaku serasa tak cukup
Untuk memanggil nama Mu
Butiran tasbih kulantunkan
Untuk meruntuhkan jelaga
Yang mengkerak dalam lidahku
Hanya ini yang bisa kulakukan
Demi mendapatkan cahaya Mu
Wahai sang Maha Cinta
sudah di ubun-ubun
cinta mengusik rasa
tak bisa kupaksa
walau hatiku menjerit
Saat kedua sayap kurentang
Melepas seluruh raga yang tertinggal
Menutup segala rupa duniawi
Engkau mulai muncul
Hadir di antara gelayut nafsu
Yang masih membekas
Oh Engkau!
Kemarilah
Datanglah kesini
Ingin ku segera melihat Mu
Merengkuh Mu dengan mesra
Kesinilah
Aku menunggumu
Di sini
Kenapa!
Kenapa Engkau tak jua beranjak
Mendekatlah wahai cinta
Jangan Kau biarkan
Hatiku menjerit
Mungkinkah aku
Masih tak pantas
Untuk Mu
Oh Engkau!
ketika cinta bertasbih
nadiku berdenyut merdu
kembang kempis dadaku
merangkai butir cinta
Hadir Mu telah mereda gelisahku
Mengulas senyum
Menentramkan rasa
Ketika cinta bertasbih
Nadiku berdenyut merdu
Hanyut dalam harmoni semesta
Lebur dalam nyanyian rindu
Merangkai butir cinta
Aku dan Kau
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud syukur pada Mu atas segala cinta
4 comments
wahai sang maha pencinta, ijinkanlah kami merangkai kembali butiran butiran tasbih negeri ini, agar kembali menjadi elok rupawan
hai lam kenal,….
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud syukur pada Mu atas segala cinta
dari semua bait ini yang paling aku suka.
habibullah, butiran tasbih memendar di gelap malam
dewisri, hmm… syair tentangNya slalu indah tuk didengar
Puisi yang sangat menyentuh dan mengandung makna yang begitu dalam..
diksi atau pemilihan kata dalam puisi tersebut juga sangat tepat..
Terima kasih gan udah di share..