Beberapa minggu yang lalu, ada bahasan menarik di milist Quantum Business (QB) tentang kapan waktu yang tepat menjadi entrepreneur? Pertanyaan tersebut tentu saja langsung menarik perhatian, mengingat saat ini saya sedang menjajagi kemampuan diri di dunia entrepreneur. Selama satu tahun terakhir, seluruh perhatianku tertuju pada hal yang satu ini. Hal yang menjadi pelajaran terpenting dalam proses satu tahun ini, bahwa entrepreneurship seperti layaknya terjun di tengah hutan belantara. Untuk bisa survive di dalamnya, setidaknya diperlukan keberanian dan keyakinan. Tak peduli berapa usia seseorang, siapapun bisa memasukinya – asalkan dia berani dan yakin.
Keberanian bukan semata kekuatan yang diperoleh melalui proses berpikir. Tetapi sebaliknya, keberanian itu muncul sebagai kekuatan yang datang secara spontan, sporadik, dan fluktuatif. Dia muncul dari dalam jiwa. Karena sifatnya yang tidak stabil, diperlukan kondisi eksternal yang memungkinkan keberanian itu muncul dalam kapasitas yang luar biasa. Bagi sebagian besar entrepreneur, keberanian itu muncul karena faktor keterdesakan, alias nekad. Termasuk juga yang saya alami. Inilah awal mula segala sesuatunya mengalir. Nekad, menjadi senjata yang paling ampuh untuk melakukan hal gila. Bener-bener gila.
Satu lagi yang menjadi bagian penting dalam entrepreneurship adalah keyakinan. Ia menjadi kekuatan yang hidup dalam spiritualitas seseorang. Keyakinan persis seperti kondisi hati yang selalu berbolak-balik. Hari ini yakin, esok hari bisa menjadi ragu, esoknya lagi bisa redup. Seperti halnya dengan keberanian, keyakinan terbentuk juga sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, lingkungan yang ada di sekitarnya. Respon diri atas segala aktivitas di luar dirinya, yang menjadikan keyakinan itu bisa menyala ataukah justru redup. Keyakinan menjadi alat uji, seberapa tangguhkah kita dalam menghadapi kehidupan Sudah semestinya, seorang entrepreneur memiliki daya spiritualitas yang tinggi – gak peduli dia Islam, Kristen, Budha, dll.
Hidup dalam dunia entrepreneurship berarti sengaja menceburkan diri ke dalam situasi yang tidak pasti, wilayah abu-abu, dan unpredictable. Bahkan teman bisa berubah jadi musuh, musuh pun pada akhirnya bisa menjadi teman. Apapun bisa muncul tiba-tiba, dan berubah tanpa kompromi. Apa yang bisa didapat dari situasi seperti ini? Bagi para pemula, situasi ini menjadi momok yang cukup menakutkan. Bayangkan, bagaimana jika dalam kesendirian, kita berada di tengah hutan atau berada di tengah lautan pada malam hari? Apa yang akan anda rasakan. Seperti itulah, perasaan yang terkadang menyerang bagi entrepreneur pemula. Rasa panik, takut, tertekan, dan buntu bisa datang menyergap di setiap pagi sehabis bangun tidur.
Lalu bagaimana semuanya itu bisa dilalui? Jawaban yang bisa dipetik.. teruslah berlari dan berlari semakin lama semakin kencang. Jangan biarkan rasa takut menghentikan langkah kita. Dengan berlari kencang, rasa takut itu akan bisa kita rasakan dengan baik dan biarkan jiwa kita seperti sedang menyelam ke dalam lautan ketakutan. Dan ketika sudah nyebur di dalamnya – ketakutan itu akan bisa kita kenali secara detail, bisa kita raba, dan kita bisa dengan mudah menghancurkannya. Rasa takut yang bisa dikenali dengan baik dan detail, seperti melihat sekeping kaca yang dapat dengan mudah dirontokkan. Setelah itu, langkah kita akan makin melesat cepat dengan keberanian dan keyakinan yang berlipat ganda. Pada saat itulah… tak ada satupun yang bisa menghentikan langkah kita. Tetap berlari dan terus berlari…..
5 comments
wedew… bener banget nih tulisan…
jadi jurangan = masuk zona tidak nyaman
btw… blogroll ud dicantumin tuh
@ eko juli : juragan.. siap2 masuk jurang.. hehe
@ chandra : kita harus menghawatirkan sesuatu hal yang bisa kita laksanakan, tetapi kita tidak melaksanakan nya.. sepakat banget. emang itulah sumber masalah. soo… teyuuus berlari
assalam,,
orang bijak said:
“janganlah kita menghawatirkan sesuatu hal yang tidak bisa kita laksanakan..
tapi
kita harus menghawatirkan sesuatu hal yang bisa kita laksanakan, tetapi kita tidak melaksanakan nya..”
jadi jangan patah semangat dan trus berusaha dan berdo’a,,
chan pernah dibilangin bahwa modal kesuksesan tuh adalah:
* berdo’a
* berusaha dengan jujur, sabar, ikhlas, dan
* disiplin,,
maaf kalo ada kata2 yang salah, coz can juga masih belajar,,,
wassalamu’alaykum wr,,wb,,
salam kenal… memang modal awal terjun kedunia enterpreneur adalah kenekadan.. setelah itu mengalirlah seperti air.. kita menemukan berbagai macam ikan (rizki) dan berbagai macam batu-batuan (rintangan) tapi sebagai air kita akan terus bergerak bahkan dilautan pun kita akan terus bergerak dari laut yang satu ke laut yang lain…
ayo tingkatkan jiwa Enterpreneur