Sangat narsis.. Inilah secuil kata yang selalu terngiang saat jariku selesai mengetik tulisan facebook.com. Semula, saya berpikir untuk mempergunakan media fesbuk ini sebagai ajang sosialisasi – mencari dan menemui teman-teman yang sebelumnya tak tahu kabar kabarinya. Untuk urusan yang ini, semuanya berjalan lancar dan cukup membantu. Antusiasme itu mulai muncul setelah beberapa bulan yang lalu, beberapa teman memaksa saya untuk segera membuat akun fesbuk. Semula saya berpikir.. ah fesbuk.. gak ada bedanya dengan friendster. Narsisisme bentuk baru…
Tetapi setelah itu… pelan tapi pasti, friendster yang sudah lama saya tinggalkan – kemudian berganti dengan yang namanya fesbuk ini. Kelebihan fesbuk di banding pendahulunya terletak pada kecepatan, kemudahan, kepintaran disertai efek fade smoothly yang ringan. Seolah.. mesin ini tidak membiarkan pikiran kita berhenti menyusuri sungai-sungai kecil yang ada di dalamnya. Lambat laun… fesbuk telah menjadi cemilan tiap hari. Hal yang saya wanti-wanti, jangan sampai mainan ini menjadi obat penenang semacam opium kale ya.
Hal yang membuat saya tidak habis pikir, mulai anak SD sampai kakeknya anak SD itu.. sama-sama menggandrungi mainan baru ini. Candu ini telah membius hampir di semua kalangan, di seluruh dunia (yang sudah ada akses internet tentunya). Mulailah kenarsisan itu mewabah. Semuanya sibuk mencari foto-foto jadulnya untuk di-upload ke fesbuk.. Ada yang hobi mengikuti puluhan kuis kepribadian (maksudnya kuis kenarsisan). Dan yang paling gak tahan… kebiasaan baru menulis aktivitas hariannya bahkan per jamnya untuk di-share ke semua jaringan teman-temannya. Hmm… mulai dari aktivitas bangun tidur sampai mau tidur lagi di-share ke fesbuk. Salut deeh..
Apa sebenarnya tujuan dari ini semua? Apakah ini yang dinamakan solidaritas pertemanan? Apakah ini adalah sisi baru dari bentuk aktualisasi diri seperti yang dimaksud oleh Abraham Maslow – yang sebelumnya tak pernah bisa tersalurkan? Mungkin perlu kira review apa yang dikatakan Maslow. Bahwa aktualisasi diri ditandai dengan penerimaan diri dan orang lain, spontanitas, keterbukaan, hubungan humoris dengan orang lain yang relatif dekat. Maslow menempatkan perjuangan untuk aktualisasi diri ini terletak pada puncak hierarki kebutuhan setiap orang. Hmm… mungkin, fesbuk adalah sedikit dari jawaban dari itu semua.
Apapun alasannya… fesbuk perlu diperlakukan sewajarnya. Jika sampai melewati ambang batas kenarsisan, sangat disarankan untuk segera melemparnya keluar dari jendela pikiran kita. Akan lebih baik, kalau tradisi ngeblog alias menulis dijadikan sebagai alternatif aktualisasi diri. Berbagi ilmu berbagi cerita… Mungkin Maslow akan lebih senang mendengarnya.
22 comments
iya tuh… wordpress termasuk “rokok” kali ya…. kecanduan juga neh….
soal facebook, boleh simak ulasannya di:
http://ekojuli.wordpress.com/2009/04/28/sedikit-renungan-suka-facebook-ym-fs/
guuutt.. sayang gak merokok.hehee
Hai Elmoudy, kunjungan balasan nih
Ok deh, komenku, blogger memang berada di kelas yang berbeda dengan facebooker. While anyone can be a facebooker, not anyone can be a CONSISTENT blogger.
Salam…
[kunjungan perdana, salam kenal ya
]
hakhak, saya pun sempat (atau masih ya?:-P) kecanduan kirim status, komen sana sini, atau ikut kuis2 aneh. tapi sekarang sdg mencoba mengimbangi dgn aktif lagi ngeblog.
setuju dgn ‘D’: fb-an emang lbh gampang drpd ngeblog. Krn ketika fesbukan kerja otak cenderung lbh pasif.
Belakangan aku mulai berhasil mengatasi kecanduan fesbuk (dan ternyata diam-diam mulai kesengsem sama twitter).
dulu aku sempat kecanduan facebook, tapi sekarang kecanduan Mafia Wars-nya
jadi FB cuma kupake buat greeting di pagi hari n maen MW
aku jga gitu loh .. kecanduan fb juga
selamat pagi mas
fesbuk oh fesbuk…
buatku fesbuk memang “seperti katamu” adlah opium disaat aku menghadapi pesimismeku pada dunia nyata..
huuuhhh.. semoga cepat menjadi biasa saja..
salam kenal teman..
ok.. link nya udah nangkring di rumahku…
Mungkin memang trendnya lagi begitu ya. Lama-lama juga lewat masanya.
Tp saya gak terlalu candu sama fb, standard aja sih…. Lbh suka ngeblog drpd fesbukan..
ceria, thanks yap.. lamkenal jg teman
zee, seneng bisa mampir di rumahku
apa yang kamu tulis semuanya benar, aku setuju banget fesbuk diperlakukan sewajarnya jangan sampai kecanduan.lebih baik bloging/ngeblog yang dijadikan sebagai alternatif aktualisasi diri, Berbagi ilmu dan berbagi cerita…
Qt sama ya . .
Oya..e-mail gw di FB. . rhyo.12@gmail.com
add gw yak
hahaha. iya, fb emang saya gunakan salah satunya buat narsis (klo blog buat curhat..). tapi sebenernya dari fb ini, yang bisa ditarik kesimpulannya adalah semangat untuk sharing.
saya pribadi, angin2an buat ngefesbuk (lumayan jarang),tapi saya akui fb emang lebih interaktif dari fs ya..
Saya semenjak aktif ngeblog,udah lupa tuh sama yang namanya pesbuk, padahal masih banyak yang nanyain, tapi saya cuek aja, enakan ngeblog, lebih asik, lebih banyak ilmunya. SIlaturahminya juga lebih kental…
Oya makasih sudah pasang link saya disini. Punya mas Elmoudy juga sudah saya pasang tuh. Makasih ya, senang bisa berada disini
Kayaknya emang bisa menjadi semacam opium, saat ini bgt, entah nanti. Soalnya kebosanan itu hal yg lumrah, skrng booming besok2 sdh tidak krn bosan yg menerpa. Saya sendiri alhamdullah pake hnya sekdr iseng, bisa dibilang punya akun FB tp ga pernh dibuka :p
saluuut mod ama lo..
TAKE A BOW!
gw seneng lo slalu mensupport gw
gw kan jadi semangaat
aaaaaaaaaaaaa