Petani tua di pegunungan Kendeng
Hanya ingin hidup damai
Mereka hanya berharap
Tempat hidupnya tak dirusak
Mereka ingin mewarisi ke anak cucunya
Sebidang sawah nan hijau
Sawah mereka jaga hingga senja
Agar tanahnya tetap basah
Lahan mereka bajak dan tanami
Agar semilir angin
Menari-nari di hamparan pari
Agar bisa menghasilkan panen
Padi dan jagung untuk makan
Untuk biaya sekolah anak-anaknya
Pegunungan Kendeng
Tidak saja menjadi bunda bumi
Yang menghidupi keluarga tani
Pegunungan Kendeng
Adalah penyangga dan pelindung
Bagi alam dan manusia yang hidup di bawahnya
Bagi masyarakat Pati, Rembang
Grobogan, Blora dan Tuban
Pegunungan Kendeng
Adalah penyangga dan pelindung
Pelindung
Dari amukan badai dan terjangan banjir
Penyangga
sumber mata air dan sumber kesejukan
Di atas tanah yang berkapur
Pegunungan Kendeng
Juga warisan leluhur nenek moyang
Sejak zaman Majapahit
Kerajaan Demak, Jipang dan Pajang
Juga Kerajaan Mataram
Ada tapak spiritual Islam di tanah ini
Makam Nyai Ageng Ngerang di Tambakromo
Makam Syeikh Jangkung di Kayen
Makam Sunan Prawoto di Sukolilo
Yang menjadi pertanda Ilahi
Bahwa di tanah ini
di Pegunungan Kendeng ini
Adalah tempat hidup leluhur kami
Yang tak kan pernah mati
Yang menjaga jiwa kami
Tetap menyala dan hidup
Dalam kearifan hati nurani
Mereka hidup dalam keabadian
Bersama pegunungan Kendeng
Dengarkanlah lirihan hati kami
Wahai penguasa negeri ini
Jangan usik alam kami
Jangan hancurkan kehidupan kami
Pergilah
Wahai Pabrik Semen
Dari tanah pegunungan Kendeng
Sebelum kami dan alam raya
Habis kesabaran
Sebelum Tuhan Semesta Alam
Murka kepadamu
—–
karya
anak pegunungan kendeng
—–