Hal tersulit yang belum bisa kutuliskan di kanvas blog ini, adalah ketika aku sedang marah.Mungkin, marah itu menutup semua celah kreativitas dan membutakan imajinasi, sehingga ia tak pernah bisa ditulis. Tapi aku ingin marah disini, dan ingin kutulis semua luapan kemarahan sebagai satu-satunya alasan aku hadir di sini. Aku ingin marah semarah-marahnya, tanpa mempedulikan semua apapun yang ada di hadapanku.
Sebab apa aku marah, tak pentinglah kusebut disini. Karena kalau sudah kayak gini, mau pake alasan atau kagak, gak penting. Aku cukup menyiapkan dan mengumpulkan energi marah itu, lalu kulumat-lumat dulu seperti sedang membuat adonan roti, lalu kulempar-lempar adonan itu kemanapun kumau. Marahku ingin melumat habis semua perkara yang mengisi otakku, kalau perlu kuledakkan saja kepalaku sampai semua perkara itu ikut berhamburan keluar dari tubuhku. Habis perkara.
Jika ini terlalu kasar dan sangat keras untuk dicerna, ya maaf saja karena kali ini aku hanya ingin benar-benar gila. Menulis tanpa biasanya, mengambil kata-kata kasar seenaknya, tanpa memperdulikan susunan kalimat –menjadikan aku bukanlah aku yang biasanya. Ini adalah sisi lain elmoudy, sebagai pembuktian kalau aku bisa melakukan apa saja, dengan sadis dan gak bermartabat. Gak penting buatku memoles diri dalam jubah kebaikan, atau seolah aku anak baik yang taat hukum, atau seolah aku anak pintar yang suka mengutak-atik soal ujian, atau apalah namanya yang kerap melekat pada kanvas blog ini. Dan inilah mungkin sejatinya aku, sosok anak bengal.
Cukup. Marahku ingin mengeluarkan seonggok manusia yang menggelapkan kenormalanku selama ini. Manusia yang tak mampu kucerna, tak mampu kutelusuri wilayah batinnya, setiap kali inginku menembus batas pertahanannya, aku terpental dan terpelanting hingga tulang rusukku patah dan kepalaku berdenyut-denyut. Marahku ingin segera membunuhnya dalam satu jurus mematikan, dan secepatnya melupakan kejadian itu selamanya. Marahku yang sudah tak mengenal moral atau empati akannya. Aku ingin membunuhnya.
Besar kemungkinan polisi tak pernah tahu siapa aku. Dan gak bakal ada bukti atas pembunuhanku ini. Karena prosesi pembunuhan ini adalah pembunuhan berantai, dimana aku adalah subyek sekaligus obyek pembunuhan pertama. Aku hanya bisa membunuhnya.. kalau aku sudah bisa memenggal kepalaku sendiri, lalu dengan sedikit bubuk mercon, meledaklah kepalaku. Dengan begitu, matilah ia sebagai korban keduaku. Polisi tak bisa menemukan jejakku ini. Hahaaahhaa….
Puas rasanya bisa membunuhnya. Kuharap, ia tak menggangguku lagi. Cukup untuk mengakhiri semua permainan ini. Alhasil, kepalaku masih saja utuh dan makin berdenyut-denyut. Apakah marahku masih tersisa, apakah pembunuhanku gagal. Dimana dia? Apakah ia masih gentayangan di kepalaku. Ahh.. ini tak mungkin, aku sudah membunuhnya. Tapi kenapa masih saja kucium aroma manusia itu. Baaghhh… aku tertikam. Pisau besar itu menusuk leherku dan menancap pada tembok beserta tubuhku. Aku, gak bisa gerak, aku kelu, lidahku gak mampu gerak, semuanya tertancap di atas tenbok itu. Kenapa? Kok Bisa? Aku terbunuh. Ia telah membunuhku.
Kulihat, ia duduk manis di depanku, dengan kaki menyilang dan mengasah pisau kecil.
39 comments
WHAT ?!
(maaf) izin mengamankan KETIGA dulu. Boleh kan?!

Pura-pura biungung adahal bingung betulan…..
Hhmmmm….
Berat nih keknya kekekee… Kalo pembunuhan berantai kan harus ada kelanjutannya dong. Kalo subjek dan korban mati, habislahh
yg terbunuh dng cara keji seperti itu tinggal memilih mau jd hantu macam apa : yg ngesot, yg keramas, atau sambil jualan jamu gendong?
dendam itu tdk menyelesaikan masalah
makanya jangan marah2 ya… hahaha
waduh tak baca2 dari tadi ta ulang2 malah,,, tetep aja ngga ngerti apa maksudnya…
bahasa jawanya “utekku ora nyandak” hahahahaha
lha ini marah bisa bikin tulisan begini, keren itu :P
habiskan marahmu sampai kau tak punya lagi alasan untuk marah.
lalu biarkan kepala berdenyut pelan seirama alunan detak jantung.
tumpahkan aja segala amarah dalam tulisan kalau itu bisa membuat lega
tulisannya bagus banget bang moudy
Thanks for your sharing.
It’s so kind of you.I have got a useful
duuuh…ngeriiii
mengerikan…
menurut bundo mody menulis seperti ‘biasanya’.. klo yang begini sudah jauh dari jangkauan bundo. kereeennn..!
bingung.. bingung… “Dalem” banget bahasanya
Kadang kita harus marah untuk meluapkan semua sesak itu…..
semoga pembantaian itu segera berakhir
Kenapa harus ada dendam ?
Semoga ini hanya sebuah ilusi saja
wuadoooohhhh… gie kenape kamu, moud?? :-?
Lalu apa yang ingin dibunuh dan apa yang terbunuh?
kreatif..unik…marahnya bisa menjadi sebuah tulisan sob..hehehe
salam,
hihihi kok ngeri ya aku..
menngendalikan marah, dan memaafkan, adalah jauh lebih mulia. “…..dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. Ali Imran {3}:134). (Dewi Yana)
kata seorang teman, kalau mau ngeblog
tuliskan perasaanmu yg paling dalam
mungkin benar…
ow..ow..sapa tuh yang udah bikin marah?
judulnya mengerikan seali kawan…saya sampe merinding..hehehe
sabarrrrr braderrrr…
wah serem >,<
sabar yah sabar
menuangkan amarah lewat bait kat-kata tak terlihat seperti umpatan atau makian, tapi kira-kira apa yang membuatmu sedemikian marah….?
Aku kok nggak mudeng ya…kenapa marah?
dari judulnya ajah aku udah mernding..hiii
judulnya mengerikan seali kawan…saya sampe merinding..hehehe


sabarrrrr braderrrr…
judulnya mengerikan seali kawan…saya sampe merinding..hehehe





sabarrrrr braderrrr…
Marah bisa membawa petaka.
bentar dech,ini iamuw la9i marah marah
ckckck..meski la9i marah makin keren isinya
*makin ka9um*
haduucchh pembantaian?! aaaahh..aku palin9 takutt…
hebat lah postingannya…
masya allooh judulnya gan ….
hiiii syeyeemmm
|_|marah itu temenya setan
marah itu hal yang lumrah banyak orang yang nahan marah akhirnya cm gondok di hati malah jadi kaya orang stres suka ngedumel sendiri