Aku mengembara jauh hingga waktu merobek celah keabadianku. Perjalanan yang seharusnya teramat panjang, dan menghabiskan waktu sangat lama, seolah hanya serasa di satu kedipan. Aku tak begitu yakin, bahwa kehidupan begitu mudahnya untuk dilalui. Dan jauh dari pandangan itu, pun aku tak begitu yakin bahwa rasa sakitku telah hilang dengan sendirinya. Aku coba memejamkan mata dan hanyut dalam atmosfer kegelapanku, mencari dimanakah rasa sakit itu…dan aku hanya menemukan kesendirian yang menyesaki rongga dada.
Aku tahu ini tidak akan ada akhirnya, dan setiap detik nafas yang terbuang tak mampu merubah ingatanku, terhadapmu. Ribuan pisau di sayapmu itu yang mencabik jantungku, dan walaupun itu sudah tertimbun jutaan materi gelap – toh tak mampu menghabisi bayangan gelapmu. Aku telah alami kematian yang tak terhitung dalam selubung mimpi…dan saat aku terbangun, engkau meninggalkan segala rasa sakit itu dan membunuhku kembali.
Segala cara kutempuh untuk menyembuhkan jiwaku, dan bangkit perlahan. Pernah dengan cara mencabik-cabik kesombonganku atau mematahkan cengkeraman egoku lalu menyerahkan jasadku pada serigala malam. Pernah juga dengan sedikit ritual, memejamkan mata dan meyakini bahwa engkau pun melakukan hal yang sama…hingga kita terbebas dari segala kesedihan.
Para pujangga menulis syair-syair yang menyayat jiwa – tatkala fase kehancuran itu ada, di situlah ada awal dari segala kehidupan. Mereka mungkin bisa keliru, karena ternyata kehidupan tak pernah bisa memberikan tanda perihal kedatangannya. Walau malam telah terganti siang, walau perjalanan rembulan telah digantikan matahari – tapi kehidupan tak pernah bisa menampakkan dirinya lalu menghentikan prosesi kehancuran. Bisa jadi, yang ada hanyalah siklus keabadian, dimana kehidupan adalah fase kehancuran itu sendiri.
Mungkin, hatiku hancur. Karenanya segala kehidupan termaknai dalam kacamata yang hancur. Tapi benar dalam fase kehancuran itu, telah sanggup membukakan kilatan cahaya yang menerobos jantungku dan menuntun jalanku, ke arahmu. Aku bisa merasakan detak jantungmu lebih kencang, dan coba menggerakkan naluriku untuk mendekatimu…menyentuh wajahmu yang masih terlihat samar.
Kadang ku begitu yakin bahwa engkau ada di dalam hatiku yang hancur. Dan menolak keras, bahwa engkaulah yang membuat hatiku hancur.
________________________________________
Inspired from Evanescence [My Heart is Broken]
44 comments
|_||_|
Hihi, ini arti emot-nya apa ya? :D
fotonya sengaja dibalik ya…saya ampe membalikan monitornya haha salam sukses
kutipan yang bagus.
excellent.
Bila keabadian sudah robek maka yang ada adalah bukan keabadian
nice story…i like it…
Susah kalo sudah hancur. Transplantasi hati mahal mas..
terinspirasi evanescence yak…
nice post………
~_~
selamat malam
wow nice posting ^.^
nice post, like this…..
artikel yang sangat bagus dan sangat menarik untuk di baca..
hmm…evanescence, I like them all
bahasanya sastra banget, asyik, keep on rolling.
salam kenal:D:D
saya ngefans mass sama evanescence
Jika hati telah hancur adakah yang dapat menyatukan kembali..? bila serpihannya tertiup angin, kemanakah angin akan membawanya..?
wah artikelnya mantaf gan sangat bermanpaat skali bagi saya makasih banyak atas infonya…..?
like this
puisinya bagus mas bro…… nice post…|_|
duh sukanya yg gelap-gelap yoo, knpa gak white angel ajah, mulus loh,… :p
keren postingannya gan,,nice post
like it juga sama evanescense
pusing juga lihat fotonya,,,ko di balikin gitu????
sedih juga mas bacanya :)
pamakaian bahasa yang begitu dalam.
ceritanya sangat menarik lho.
ceritanya keren abis….
wa seneng ma fotonya hehehe
fost nya tntang khidpan menarik bwanget gan…lam knl.
para pujangga pun akhirnya tiba..
nice post om.. )__(
mantap dah..susunan kata dan kalimatnya keren abis,,
makasih nih tutornya..
ini cerpen kan. dengan gaya bahasa yang tinggi
Penuh higmah, enak di baca cerita di atas. tq sudah berbagi dan salam kenal dari saya.
nice post…
saya suka,,,, fotonya juga..
saya sampe ngebalikkan laptop… haha..
good night..
dalam kegelapan menunggu dengan harap seberkas cahaya akan datang… namun ketika hati belum merasa letih akan harapan dan pakaian kedirian mulai luntur serta keihlasan mulai bersemi… sambutlah kemegahan cahayaNya.
nice blog… love your keheningan.. salam 02.00 WITA
Saya Berjalan di Keabadian. Keren artikelnya. lagu dari evanescence juga bagus
“Kadang ku begitu yakin bahwa engkau ada di dalam hatiku yang hancur. Dan menolak keras, bahwa engkaulah yang membuat hatiku hancur.” jangan2 ini yg dinamakan cinta buta ya gan?
BTW postingannya keren euy
Merasakan keabadian dalam keheningan….
wah cerita yang telah di paparkan sebagian udah menarik. apalagi kalau melihat dan mendengar secara keseluruhan…bisa excellent.
Bahasanya artistik,
Mantap gaaannn….
intisarinya saja sudah menarik klo lihat filmnhya seru dan mengharukan sepertinya,,,