Pada sebuah negeri tempat bersarangnya para megalomania terkisah dongeng yang sarat dengan pesan moral yang kurang bermoral.
Gajah oleng. Begitulah aku mendapat sebutan. Aku binatang yang tak suka digigit apalagi dicubit. Aku binatang yang bertubuh besar, dengan mimpi besar dan bermulut besar. Walau pada kenyataannya aku bermata sipit, santun, penuh iba, dan memelas. Aku memegang kendali atas apa yang pantas terjadi di hutan belantaraku. Karena akulah penguasa, aku diakui dengan segala wibawaku sebagai pemimpin yang tak tertandingi. Aku cerdik, pandai, dan ganteng. Karena hidungku panjang, maka aku punya penciuman tajam yang bisa menciumi bau badan seluruh binatang yang ada di hutan belantaraku.
Aku berjalan dengan lamban tapi menjaga wibawa..aku bernyanyi dan semuanya mendengarkan dengan kekaguman dan tepuk tangan panjang yang membuatku terbuai-buai. Begitu indahnya hidup karena akulah penguasa yang serba bisa. Aku pandai bicara, pandai berpuisi, pandai bernyanyi..di atas bencana yang melanda hutan belantaraku. Aku sangat senang karena aku bisa meniru gaya makan wedus gembel…seolah aku juga turut merasakan betapa memprihatinkannya makan seperti itu. Aku pun bisa turut prihatin atas musibah yang menimpa si ulat gatal..dan seolah aku akan menjaganya..menyuapi sarapan paginya.. lalu membuatnya menangis terharu karena perhatianku yang sedemikian tulusnya. Dan pada sore harinya aku pulang ke kadangku..maksudku istanaku.. dengan tertawa terbahak-bahak, karena aku berhasil mengelabui mereka semua. Hahaaa….
Akulah si gajah oleng. Yang walaupun tubuhku besar dan berat..aku seperti rapuh dan seolah lemah gemulai. Aku kelihatan perempuan tua yang cengeng dan berharap belas kasihan karena aku selalu dianiaya oleh pihak lain yang bermaksud jahat kepadaku. Aku curhat atas keadaanku yang mencekam, dan ketakutanku yang berlebihan karena segolongan binatang melata bermaksud mengincarku..membunuhku… mengancam stabilitas hutan belantaraku. Aku sampaikan kepada semua rakyat yang setia memandangku dengan penuh ratap.. bahwa aku hanyalah binatang biasa yang bisa saja terbunuh dan bagaimana jadinya hutan ini jika aku terbunuh. Jadi..tolong bencilah mereka yang berniat jahat kepadaku…kecam mereka dengan olokan yang paling keji… maki-maki mereka karena niatan hati mereka yang sangat pengecut. Dan lindungilah aku wahai rakyatku..jagalah aku..muliakanlah aku…dan teruslah mengagumi kebesaran namaku.
Akulah si gajah oleng. Yang tak suka digigit apalagi dicubit. Kalau ada semut di ladang..jangan biarkan mereka membuat sarangnya.. kalau ada lebah di atas pohon, jangan biarkan mereka mengumpulkan sari madu. Kalau ada rayap di rumah… jangan biarkan mereka tidur tenang apalagi merayapi ranjang kita. Gelisahkan mereka, kacaukan situasi mereka. Karena dengan begitulah.. mereka tak kan sempat berpikiran untuk menggigitku. Aku takut dengan gigitan mereka yang suka mengeroyok. Mereka nakal dan mengganggu kursi kebesaranku yang megah ini.
Karena itulah, ayo kita buat mereka pusing dengan keadaannya..janganlah ada subsidi..persulit hidup mereka… bodohkan mereka… jangan sampai mereka banyak bicara. Karena aku takut… apa yang mereka bicarakan pastilah tentang diriku..tentang kebusukanku..tentang kelemahan terbesarku. Lalu mereka perlahan-lahan akan mendekatiku..dan suatu waktu benar-benar akan menghabisi diriku. Tolonglah…jangan biarkan mereka menyakiti diriku. Mari kita sengasarakan mereka. Mereka itu rakyat jelata..yang harus terus menerus jelata dan bikin mereka sibuk dengan kesengsaraan. Maka, aku akan bisa tidur nyenyak.
Akulah si gajah oleng. Yang pantas menikmati harta berkelimpahan..kekuasaan tak boleh lepas dari genggamanku..hukum aku atur semauku..semua institusi harus aku kendalikan..aku lemahkan..agar semuanya tak bisa berbuat macam-macam terhadapku. Aku hanya ingin dikenal..dikagumi..diakui wibawaku..dan biarkan aku hidup berkelimpahan. Jadi jangan sekali-kali menggangguku. Dengan kelemahlembutan aku mencengkeram tanah airku.. dengan kesantunan aku gelorakan kesengsaraan rakyatku…dengan raut mukaku yang penuh iba aku rampas kepolosan anak-anak negeri. Dan biarkan aku senang.
Akulah si gajah oleng… sang megalomania.
43 comments
Setidaknya gajah lebih bagus dari singa, hehehehe. Karena gajah agak jaim. Kalau singa mah kejam. :D
hemm..kali ini penyajiannya berbeda..
fabel yang unik,ada pesan moral yang tersirat jelas…
pantas sajah gajah berbadan tambun,ternyata makanannya dari penderitaan temen2nya..
daN jalannyapun pelan..
ngomongin megaloman gue jadi inget tokoh megaloman fire film kartun jaman dahulu kala
:_:
mauw,gue juga penguasa hutan,tapi gue paling ndak suka ama yang namanya tirani,kekerasan apa lagi sampai melukai penghuni hutan lainnya ,beeuughh paling gak tega dech,tuch gajah musti disekolahin dan ditangkarin ditempat gue dulu dech,biar gue tatar ulang :D
tulisan naratif yang penuh makna. Good job buat penulisnya :)
duh, si gajah ini munafik sangat sih :(
apa ya yg diharapkan dr kemunafikan seperti ini? yg satu saat pasti akan terbuka juga busuknya .
krn tdk ada kebusukan yg tak tercium pd waktunya nanti .
salam
y_
Mau singa mau gajah, mereka adalah penghuni kebun binatang (lebih baik)daripada dibiarkan liar, kalau ceritanya seperti di atas sih, heeee
Judulnya kayak lagu Incubus *bener gk yah :D
wahai gajah2 sadarlah :_:
Kalau bicara soal subsidi, gw setuju banget subsidi utk mobil plat hitam di-stop!
Mikirnya simpel aja, kalau sudah bisa beli mobil, berarti tidak perlu disubsidi. Subsidi khusus untuk grass root saja. Malu banget klo gw lihat BMW ngisi premium. Plz deh….
sebuah personifikasi tentang kekuasaan
pelajaran tentang otoritarian
kisah menarik untuk merrenung diri
maaf nih lama tak berkunjung
salam sukses selalu..
sedj
Wah, simegalomia sedang unjuk power :D
Sangat sulit mencerna tulisan ini… :(
Eh, megahlomania nama apaan sih? Pikir tadi pertama “megaloman”… Hehe
Salam sayang dari BURUNG HANTU… Cuit… Cuit… Cuit…
sang gajah yang lemah gemulai, tidakkah kau melihat nasib kami para semut berjuang dengan susah payah tanpa peduli dikau tidur di mana. Kami tidak butuh pamer kekuasaanmu dan tebar pesonamu, kami hanya butuh makanan murah.
always like this he he
mampir mengucapkan selamat hari ibu untuk semua ibu dan calon ibu di keluarga sahabat
Gajah memang identik dengan super power …
power yang super itu akan lebih berdayaguna bila untuk membangun kebersamaan …
Salam
Gajah punya kesahajaan ya :D
Fabelnya keren ih he..he…
wow..
gajah oleng..
ng-pink.. ;)
Itu simbolisasi dari manusia yg mungkin sifatnya mirip gajah tersebut,bukan sedikit manusia seperti itu tapi mungkin ada disekitar kita walau secara langsung atau tidak langsung kita mengetahuinya.
Salam
gajah oleng…….kayak tulisan2 di bak truk ya gajah oleng tapi yg satu ni beda…….
:D tulisannya sarat pesan bagi pejabat2 negeri ini agar tak lagi haus kekuasaan,,haus kedudukan,,
jangan seperti gajah oleng,,yang terlihat baik di luar namun sebenarnya rapuh di dalam…
bisa juga sebagai renungan bagi diri sendiri agar tak seperti si gajah oleng…
66
salam
66 nya itu cuma kketik aja ga sengaja hehe,,,
nice post kawan :D
untung gajah yang jadi penguasanya
gimana kalau binatang lain
bisa banyak yg tersinggung :D
Bang.. boleh ga aku mencubit dan mengigit sedikit demi sedikit si gajah oleng itu..?
tulisan yang mantap sekali.. kena banget. sama si itu tuhh
semangat..
Wah sigajah ini kejam banget,
ayo kita perangi saja hehe..
tapi gajah bisa di jinakkan juga deng, sayang, bisa buat bantu-bantu manusia.
Bali Villas Bali Villa
he he he….. pakde tahu siapa si gajah oleng…. jangan takut suatu saat dia akan tergulig… seperti para pendahulunya… di dunia ini tidak ada yang abadi, jika hari ini kita tak sempat mengadili….suatu saat dan tempat…mereka akan menghadapi Sang Pengadil Agung
Waw rancak banna kisahnya…
aduuh..
otak saya ga mumpuni mencerna makna cerita di atas..
*toktoktok*
Cerita yang sarat pesan, terutama buat para penguasa.
wah, kisahnya sangat bagus, mas moudy. si gajah oleng, gajah oleng, sedemikian santun kata2 dan penampilanmu dalam membangun citra. namun, diam2 kaubikin semua rakyatmu sengsara. konon, dalam dongeng, si gajah malah keok sama semut. begitukah?
selamat pagi.
pasti si gajah megalomania itu merujuk pada seseorang.
benar2 kisah yg penuh nilai2 implisit kuat !!
terima kasih dan mohon maaf y_
gajah oleng itu ditujukan untuk diktaktor dan koruptor :D :_:
sentilannya dalam juga gan.mudah2an ada pejabat yang baca nie dongeng
Menarik sekalli mas,…luar biasa. Kalau di negeri ini gajah oleng kalahnya sama gajah duduk mas, hehe….
Jadi teringat dengan Po, panda lucu di dunia perkungfuan. Meski awalnya dikucilkan oleh The Furious 5 dan Master Shi Fu, tapi kepercayaan Master Oogway dan rahasia kelezatan mie buatan ayahnya telah membuatnya lebih percaya diri. Halah, ini mah resensi film ^_^
jadi inget gajah pesing ma gajah kecil
Gajah duduk, itu lambang kampsu saya. :()
suka film futuristik ya…
Aku: *bingung*
hmm, megalomania.
jadi teringat salah seorang kenalan yang mempunyai penyakit megalomania. selalu berpikir bahwa dirinya orang yang paling dihormati, disegani. maklum post power syndrom. ia juga hobi merayu laki-laki single untuk dijadikan kekasih. over pede merasa dirinya memang pantas menjadi perempuan idaman. yah, pokonya sangat delusional.
sukses slalu ajah yaa elmoudy
salam kenal